Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang petinju yang sudah jatuh lantaran dipukul dua kali oleh lawannya ternyata bisa jadi juara nasional tinju amatir di Iwate Jepang bulan Oktober 2016.
Ternyata ada "sesuatu" di belakang kejuaraan tersebut.
"Itu jelas atas perintah Akira Yamane Ketua Federasi Tinju Amatir Jepang sehingga yang kalah pun bisa menang. Semua orang juga tahu kalau pemenangnya adalah Miyazaki, tapi hasil akhir Nara yang menang," ungkap salah satu juri kejuaraan tersebut dari tiga juri yang ada kepada pers baru-baru ini.
Salah satu dari tiga juri bernama Suzuki memenangkan Miyazaki dengan angka 30-27.
Sedangkan dua juri lain memenangkan Nara dengan angka 29-28 dan satu juri lagi 30-27.
Keanehan tersebut akhirnya terungkap dengan berbagai tuduhan kepada Yamane yang selama ini berbuat sewenang-wenang dalam berbagai hal.
Baca: Partai Berkarya Usung Nama Capres yang Benar-benar Diinginkan oleh Rakyat
Misalnya sarung petinju amatir harus pakai sarung tinju merah yang ada logo Federasi Amatir Petinju Jepang yang dijual 17.120 yen per set.
Padahal harganya bisa sepertiganya atau sekitar 6.000 yen.
"Uang masuk penjualan ternyata masuk ke cucu Yamane yang dijual dari sebuah toko. Ternyata saat ini tidak ada yang kelihatan hanya sebuah restoran kafe di alamat toko tersebut," kata Kikuchi, Wakil Ketua Federasi Petinju Amatir Jepang.
Dunia tinju memang tak jauh dari judi, pertaruhan banyak uang masyarakat dan di dalamnya dikelola pula oleh mafia Jepang (yakuza).
Yamane sendiri ketika ditanya soal "penjurian Nara" menjawab, "Itu kan angkanya satu kalau pun jatuh. Padahal angka bukan hanya dari situ saja, jadi mungkin saja Nara menang walaupun dia jatuh," papar Yamane.
"Memangnya ada larangan sekalipun misalnya saya yang menjual sarung itu? Saya pernah mengajukan dalam rapat Federasi agar dilakukan penjualan, tetapi ditolak pimpinan, ya saya lakukan sendiri penjualan tersebut dengan pinjam buku bank cucu saya," ungkap Yamane mengenai penjualan sarung petinju.