Zhang dan suaminya sendiri hanya memiliki satu anak karena kebijakan pemerintah China saat itu, yakni pada 1980-an.
Atlet Aceh Raih Medali Emas Kejuaraan Hapkido Tingkat Dunia, Menpora Beri Bonus untuk Modal Usaha
Video Antusiasme Warga Ibu Kota Saksikan Pawai Obor Asian Games 2018
Pada tahun '80-an, pemerintah China menerapkan kebijakan satu anak.
Masing-masing keluarga akan dikenakan denda jika memiliki anak lebih dari satu.
Akibatnya, Zhang dan sang suami memilih untuk tidak menambah momongan.
Namun kebijakan tersebut dihapus pada 2015 lalu.
Ketika putra Zhang meninggal karena kecelakaan, ia dan suami mencoba mengadopsi anak.
Sayang mereka tidak bisa mendapatkan seorang anak karena usianya dinilai terlalu tua untuk mengadopsi.
Karena keinginannya untuk memiliki anak sangat kuat, Zhang memutuskan menjalani program bayi tabung di Taiwan pada Juni 2018 lalu.
Tak butuh waktu lama, Zhang dinyatakan hamil setelah menjalani program tersebut.
Saat kembali dari Taiwan, Zhang memeriksakan kehamilannya di Baodao Healthcare, sebuah rumah sakit bersalin di Beijing.
Sayang Zhang ditolak karena kehamilannya berisiko tinggi.
Maia Estianty Disebut Punya Kekasih Baru, Dul Jaelani Ungkap Karakternya
Demi Anak, Seorang Ayah Kenakan Gaun Wanita saat Datang ke Sekolah, Kisahnya Viral
Ia pun disarankan ke Rumah Sakit Universitas Peking.
Sama seperti di Baodao Healthcare, Li Shilan, dokter yang merawat Zhang, menyatakan kehamilan wanita berusia 67 tahun ini juga berisiko.
Bahkan dokter senior di Rumah Sakit Universitas Peking menyarankan Zhang untuk menggugurkan kandungannya.