TRIBUNNEWS.COM, OSAKA - Sedikitnya sembilan tewas dan lebih dari 300 orang terluka akibat Topan Jebi yang menghantam pantai di Jepang.
Topan tersebut tidak hanya menjungkirbalikkan mobil, namun juga mengganggu lalu lintas udara, mengakibatkan ribuan rumah kehilangan listrik dan memaksa pengevakuasian secara massal.
Jepang mengeluarkan peringatan evakuasi kepada lebih dari satu juta orang pada Selasa kemarin dan membatalkan ratusan penerbangan.
Hal itu karena topan Jebi secara kuat menyapu seluruh negara itu dan menyebabkan pemadaman listrik, serta terjadinya banjir dan bencana besar.
Dikutip dari laman Russia Today, Rabu (5/9/2018), cuaca ekstrem itu dialami sekitar tiga ribu orang yang berada di Bandara Internasional Kansai, dimana ada 162 penerbangan yang dibatalkan.
Beberapa pesawat dikabarkan tidak bisa terbang lantaran mesin terendam air setelah banjir terjadi di landasan pacu.
Operator bandara baru bisa kembali menawarkan layanan feri gratis ke Bandara Kobe di Prefektur Hyogo, pada Rabu pagi tadi.
Sementara itu Bandara Kansai akan tetap ditutup sepanjang hari ini.
Topan Jebi menghembuskan angin yang memiliki kecepatan hingga 208 km/jam atau 129 mph, meninggalkan kerusakan dan pemadaman listrik pada sekitar 1,6 juta rumah di Osaka dan sekitarnya.
Selain itu, topan terkuat yang telah menghantam Jepang lebih dari 25 tahun itu juga menyebabkan gangguan pada layanan feri dan kereta api.
Layanan kereta berkecepatan tinggi Shinkansen dari Tokyo ke Okayama pun dihentikan pada Selasa kemarin, sementara taman hiburan Universal Studio yang letaknya tidak jauh dari Osaka juga ditutup.
Menurut kepolisian setempat, setidaknya 9 orang kehilangan nyawa karena topan yang terjadi di wilayah Kansai, sedangkan dua orang lainnya kini dalam kondisi kritis.
Kekuatan Topan Jebi juga setidaknya meruntuhkan satu gedung, meninggalkan kerusakan pada 236 struktur bangunan lainnya di wilayah itu.
Secara keseluruhan, lebih dari 340 orang di negara tersebut mengalami luka-luka saat badai mengguncang kawasan Shikoku dan Kansai.
Badan Meteorologi Jepang pun mencatat bahwa Jebi beralih ke sistem tekanan rendah pada Rabu pagi, pukul 09.00 waktu setempat, karena telah menjauh dari pantai Jepang.