Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Aktor asal Indonesia Nicholas Saputra bermain di tiga film yang diproduksi dengan dana dari Japan Foundation dan TIFF (Tokyo International Film Festival).
"Kami memilih Nicholas Saputra karena awalnya dari diskusi di Skype lalu kita bertemu Sutradara Edwin untuk film Variable No.3," kata Sutradara Hekisui, Daishi Matsunaga kepada Tribunnews.com, Rabu (3/10/2018) malam saat memperkenalkan film tersebut kepada para wartawan.
Setelah pertemuan dan penjelasan Edwin, Matsunaga berpikir mungkin pas untuk filmnya juga sehingga dipakai ke dalam film yang berlokasi di Yangon dengan para pemain Myanmar dan Nicholas Saputra muncul sekitar 10 menit di film Hekisui.
Lalu di Film The Sea (sutradara Sutradara Degena) bercerita seorang ibu yang baru saja ditinggal suaminya, melakukan perjalanan menuju laut untuk membuang abu jenazah suaminya bersama putrinya.
Di tengah jalan karena ketidakcocokan sering terjadi di dalam mobil saat menyetir, hampir menabrak Nicholas Saputra yang sedang menyeberang jalan naik sepeda.
Selewat mobil BMW tersebut, Nicholas Saputra hanya berucap, " asshole " (bren****) dalam bahasa China.
Nicholas Saputra hanya muncul 10 detik dalam adegan di film The Sea itu.
Pada film Hekishu yang menceritakan seorang Jepang bekerja di Yangon Myanmar dengan sutradara Matsunaga, Nicholas Saputra berperan sebagai aktor yang tidak diketahui warga negaranya.
Nicholas menyapa orang Jepang di dalam kereta api Myanmar, tas pinggangnya ketinggalan, membuat orang Jepang penasaran dan menyimpan tas tersbeut.
Suatu ketiga saat naik kereta api lagi, melihat Nicholas Saputra berjalan di pasar, dia turun membuntuti untuk mengetahui siapa Nicholas Saputra sebenarnya yang selalu menggunakan topi itu.
Dia malah bertemu gadis yang membantu ibunya di pasar. Gadis itu dikenalnya saat minta tolong menjahitkan baju wanita untuk pacar orang Jepang itu.
Tak sengaja ketemu lagi sang gadis Myanmar dan diundang ibunya ke rumahnya serta diajak makan malam di rumahnya.
Ibu sang gadis senang kalau putrinya bisa pacaran dengan orang si Jepang.
Usai makan malam, berjalan bersama di rel kereta api Myanmar, lalu tinggallah sendiri orang Jepang nongkrong di warung tepi rel kereta api.
Penjual rokok kelontongan anak-anak datang menjajakan dan membawa ponsel dengan aplikasi terjemahan ke bahasa Jepang.
"Kamu CEO Perusahaan ya?" "Kamu orang kaya ya?" Dijawab tidak oleh orang Jepang itu dan mengeluh si penjual kelontongan "Payah nih orang," lalu meninggalkannya.
"Satu film lagi dari Sutradara Edwin tidak ditayangkan karena belum selesai pembuatannya," kata moderator dalam jumpa pers kemarin.