News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pembangunan Sekolah Islam di Jepang Terkendala Masalah Pendanaan

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hirofumi Tanada PhD (69), Profesor Universitas Waseda Tokyo Jepang.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Profesor Hirofumi Tanada PhD adalah salah satu profesor terbaik yang meneliti mengenai Islam.

Sejak tahun 1982 Hirofumi sudah ke Mesir dan meneliti hubungan manusia dengan hak-haknya di negara muslim tersebut.

Dia juga menguasai bahasa Arab, dan sejak tahun 2005 mulai teliti dengan sangat serius masalah Islam di Jepang.

"Saya teliti sedikitnya 30 masjid yang ada di Jepang dalam satu tim selama tiga tahun. Saya sendiri ke Fukuoka, Kyoto, Tsukuba dan sebagainya untuk melihat dan meneliti langsung masjid tersebut. Anggota tim yang lain ke masjid lain," ungkap Prof Hirofumi Tanada PhD kepada Tribunnews.com, Kamis (4/10/2018).

Pria kelahiran Fukuoka 6 November 1949 ini mengungkapkan bahwa sekolah Islam di Jepang sebenarnya sudah ada satu yang dikelola Masjid Otsuka di Tokyo.

Namun sekolah Islam lain di berbagai tempat sebenarnya juga ingin didirikan.

"Masalahnya kalau mau mendirikan sekolah Islam tampaknya pada pendanaan dan sulitnya penerimaan sekitarnya yang masih belum mengenal Islam," kata dia.

Sebuah upaya mendirikan sekolah Islam bagi anak-anak pernah dicoba tetapi akhirnya tidak terlaksana dengan baik karena mendapat hambatan dari sekelilingnya yang tak bersedia sekolah tersebut dioperasionalkan.

Baca: 8 Oktober KN Miang Besar Antar 10 Ribu Koli Barang Bantuan ke Sulteng

"Setelah pembicaraan diskusi puluhan kali dalam waktu tahunan, akhirnya masyarakat sekitar sedikit demi sedikit mau menerima. Tetapi pada akhirnya terbentur pada masalah pendanaan karena tidak murah mendirikan sekolah di Jepang," lanjutnya.

Lalu bagaimana dengan hukum yang ada di Jepang?

"Hukum mengenai sekolah yang ada saat ini tak ada masalah untuk mendirikan sekolah Islam. Demikian soal seragam sekolah Islam itu dalam batas kekuasaan kepala sekolah sendiri," ungkapnya.

Dari segi hukum tidak perlu ada perubahan di Jepang, hanya mengikuti hukum yang ada sudah cukup untuk mendirikan sekolah Islam di Jepang.

"Namun untuk seragam seandainya semuanya harus pakai jilbab untuk wanita, misalnya, mungkin agak berlebihan, karena sekolah itu kan untuk berbagai bangsa yang beragama Islam dan tidak semua pelajar wanitanya mau menggunakan jilbab," kata Tanada.

"Tetapi kalau sekolah Islam itu hanya untuk satu negara saja, misalnya Indonesia mendirikan sekolah Islam di Tokyo untuk warga Indonesia saja, seragam sekolah semua harus jilbab untuk pelajar wanita, ya silakan saja, karena memang dari satu bangsa. Tapi kalau sudah berbagai bangsa sebagai sekolah internasional mungkin agak sulit," jelasnya.

Apakah soal seragam sekolah itu harus izin atau ada hukumnya di Jepang?

"Soal seragam sekolah itu adalah keputusan kepala sekolah saja. Yang penting seragam sekolah tidak mengganggu atau menyulitkan kegiatan pelajar itu sendiri," ujarnya.

Menurut ayah dua anak itu, mendirikan sekolah Islam di Jepang boleh saja sepanjang dananya memang cukup, dan hal itu mungkin juga baik bagi kalangan muslim yang ada di Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini