Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Bandara Narita Jepang dalam upaya bersaing dengan bandara internasional lain, memiliki rencana 10 tahun ke depan dengan perluasan mencapai 730 hektar. Saat ini tanah yang dibebaskan barulah 80% saja.
"Saat ini masih terus dilakukan pembebasan tanah dan selama ini berjalan dengan baik semuanya berharap dalam 10 tahun mendatang sudah bisa mencapai 730 hektar," papar President & CEO Narita International Airport Corporatio, Makoto Natsume dalam jumpa persnya Kamis ini (25/10/2018).
Perluasan tanah bandara internasional Narita tersbeut untuk pembuatan lajur (runway) bandara Narita sehingga nantinya secara internasional memiliki tiga terminal dan tiga landasan pacu bagi berbagai penerbangan internasional dan dalam negeri Jepang.
Saat ini menurut Natsume, pihaknya sedang melakukan negosiasi dan pembicaraan terus menerus dengan berbagai pemilik tanah di sekitar bandara Narita demi perluasan bandara tersebut.
Di masa lalu saat pembebasan tanah bandara Narita, kelompok mafia Jepang (yakuza) pernah digunakan oleh pemerintah, khususnya sebelum UU Anti Yakuza dikeluarkan sekitar tahun 1992.
Dengan bantuan pihak yakuza, bandara Narita akhirnya bisa bebas luas dan beroperasi dengan baik hingga saat sekarang ini.
Hal ini adalah rahasia umum dan tercatat dalam sejarah pembebasan tanah Narita yang penuh dengan unjuk rasa besar di masa lalu (1960-1988) di desa Tomisato, desa Sanrizuka, desa Shibayama Narita.
Sampai saat ini papan anti pembangunan Narita (tertulis; Down With Narita Airport ) dari masyarakat sekitar masih terus terpasang di pinggir pagar bandra Narita dan dapat terlihat dari dalam pesawat terbang apabila kita mendarat di bandara Narita menuju belalai gajah terminal kedatangan.
Info lengkap yakuza dapat dibaca di www.yakuza.in