News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tertekan Harus Cicil Utang Biaya Kuliah, Pria Ini Pilih Kabur ke Desa Terpencil

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Chaad Haag, pria asal Amerika Serikat (AS) yang memilih hidup di desa terpencil India untuk menghindari membayar cicilan utang.

TRIBUNNEWS.COM - Merasa tertekan karena harus membayar pinjaman pelajar yang diterima, seorang warga Amerika Serikat (AS) memilih kabur ke sebuah desa terpencil di India.

Chaad Haag mengajukan pinjaman pelajar untuk membantunya menyelesaikan kuliahnya.

Namun setelah lulus, dia ternyata kesulitan mencari pekerjaan sesuai jurusannya.

Dilansir Oddity Central Selasa (30/10/2018), pekerjaan pertama Haag adalah mengeluarkan muatan dan membangun roket mainan.

Kemudian dia menjadi asisten profesor supaya bisa membantunya membayar utang yang dilaporkan mencapai 20 ribu dolar AS, atau Rp 304,3 juta.

Namun, membayar cicilan sebesar 300 dollar AS, sekitar Rp 4,5 juta, per bulan membuat lulusan jurusan Filsafat itu merasa tertekan.

Kepada CNBC, Haag mengaku sempat berpikir untuk tinggal di goa untuk menghindari membayar utang.

Dia tahu seseorang juga memikirkan hal yang sama.

Namun setelah mempertimbangan kembali, pria berusia 29 tahun itu memutuskan untuk pergi sejauh mungkin.

Maka dia segera mengemasi barangnya.

Tujuannya adalah desa Uchakkada yang ditutupi hutan lebat, dan berada di Negara Bagian Kerala.

Dia tinggal di sebuah rumah kecil.

Harga sewa rumah tersebut 50 dolar AS, sekitar Rp 760.250, per bulan.

Dia juga menikah dengan perempuan setempat yang berprofesi sebagai dosen.

Haag menyatakan dia kini sudah tidak khawatir lagi bayang-bayang jatuh tempo pembayaran utang itu bakal menghantuinya.

"Ini seperti jika daun jatuh dari pohon dan tidak ada yang mendengarnya, apakah bisa saya mengatakan daun itu ada?" tanya Haag.

Dia mengaku bukan kewajiban membayar utang 20 ribu dolar AS yang membuatnya tertekan.

Namun ketidakmampuannya mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.

Selain itu bebannya untuk membayar cicilan 300 dollar AS setiap bulan ditambah dengan harus memenuhi kebutuhan harian membuatnya tersiksa.

Dia mengaku memutuskan tinggal di desa terpencil seperti Uchakkada memberikannya kesulitan.

Misalnya, toilet di sana hanya lubang. Meski begitu, dia mengaku cukup berbahagia dengan keputusannya.

"Di hari sebelumnya saya bisa melihat empat ekor gajah," tuturnya.

Pakar menuturkan melarikan diri dari pinjaman pelajar merupakan hal yang berisiko karena bisa membuat utang menjadi semakin besar. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini