Di kawasan tersebut tersedia kompleks industri berkonsep kawasan perdagangan bebas yang bebas pajak.
Proyek digitalisasi jalur sutra di Guangxi dicanangkan pemimpin China Xi Jinping, pada November 2014 dan mulai operasional pada 2016.
Tujuannya melancarkan pengiriman barang produk China ke Asia Tenggara, laiknya pelayaran jalur sutra di masa lalu.
Projek pengembangan kawasan industri dan perdagangan bebas, lengkap dengan digitalisasi big data, dikoordinatori oleh Kantor Perencanaan Teluk Beibu Guangxi, yang berada di Kota Naning.
"Kami mengelola pusat industri dan perdagangan bebas di enam wilayah di Provinsi Guangxi," ujar Chen Hong Tao, Deputi Direktur Jenderal Kantor Perencanaan Teluk Beibu.
Delegasi dari Indonesia mengaku terkejut pada perkembangan itu.
"Saya melihat China punya visi ke depan. Siapa yang mampu menguasai informasi, bisa menguasai dunia," ujar Dr Ganewati Wuryandari MA, Kepala Pusat Penelitian Sumber Daya Regional, Lembaga Ilmu Pengetahun Indonesia (LIPI), anggota delegasi dari Indonesia.
Menurutnya, China menyadari kekuatan sebuah negara bukan hanya menyangkut ekonomi dan militer tapi juga informasi.
Namun Ganewati melihat dari aspek teknologi tidak begitu wow (luar biasa). "Dari teknologi orang Indonesia sudah menguasai. Kelebihannya, mereka mampu mewujudkan visinya," tambah Ganewati.