TRIBUNNEWS.COM - Dalam sebuah wawancara dengan televisi pada Selasa (6/11/2018) waktu setempat, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern telah mendapat sejumlah ancaman, salah satunya menyangkut nyawanya.
Jacinda Ardern mengungkapkan, ancaman tersebut datang dari aktivis lingkungan hidup yang menentang langkah Pemerintah Selandia Baru dalam penggunaan zat pestisida-1080 untuk membunuh hewan liar yang menjadi hama lingkungan, seperti oposum, cerpelai, dan musang.
Baca: Selandia Baru hingga Thailand, Inilah 5 Negara yang Ramah Dikunjungi Solo Traveler
Para aktivis menyebut zat pestisida-1080 dapat mencemari air dan lingkungan, serta berbahaya bagi makhluk hidup asli dan endemik, termasuk manusia.
Meski dirinya sendiri mendapat ancaman kematian, PM Ardern mengaku lebih cemas terhadap meningkatnya ancaman yang ditujukan kepada staf Departemen Konservasi (DoC).
"Saat kami melihat adanya ancaman itu berubah menjadi kekerasan dan mengancam orang-orang yang bekerja di garis depan dan melakukan pekerjaan mereka, maka itu menjadi kekhawatiran saya," kata Ardern.
Diberitakan SCMP, yang melansir dari The Guardian, tindakan perlawanan terhadap penggunaan pestisida telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Ancaman yang ditujukan kepada staf DoC, mulai dari ban kendaraan yang disobek, mur yang dilonggarkan, jalan keluar yang diblokir oleh pengunjuk rasa, serta ancaman verbal maupun melalui media massa.
Pengunjuk rasa bahkan sempat mengancam bakal menembak jatuh helikopter yang membawa staf DoC.
Pada September lalu, aktivis anti-1080 menaruh puluhan bangkai burung di tangga parlemen. Namun setelah dilakukan uji laboratorium, pada puluhan bangkai tersebut tidak ada tanda racun pestisida-1080.
Menteri Konservasi Selandia Baru, Eugenie Sage menuduh para aktivis telah menyebarkan berita palsu tentang bahaya pestisida-1080.
Menurut pernyataan DoC, pestisida-1080 tidak meninggalkan residu permanen maupun akumulatif di air, tanah, tanaman, atau hewan yang akan berdampak risiko bagi manusia maupun lingkungan.
Meski telah mendapat jaminan dari pemerintah akan keamanan pestisida tersebut, ancaman yang dilancarkan para aktivis lingkungan tak berhenti, bahkan terus meningkat.
Direktur Jenderal DoC, Lou Sanson mengatakan bahwa ancaman dan intimidasi yang telah menjadi sangat buruk memaksanya melibatkan petugas berwajib.
Pada Rabu, kepolisian telah menahan seorang aktivis anti-1080 dan menuduhnya terlibat dalam empat ancaman pemerasan yang dikirim ke staf DoC di New Plymouth dalam setahun terakhir.
"Staf DoC harus dapat menjalankan pekerjaan mereka melindungi kawasan konservasi tanpa rasa takut akan dilukai atau dilecehkan," kata Sanson.
Baca: Meghan Markle Kenakan Jubah Bulu, Masyarakat Selandia Baru Percaya Itu Bisa Lindungi Calon Bayinya
Pestisida-1080 merupakan senyawa kimia sodium fouroasetat yang dapat digunakan sebagai racun untuk membasmi hewan hama lingkungan.
Penggunaan pestisida tersebut sebagai upaya pemerintah Selandia Baru dalam mencapai tujuan negara bebas hama pada 2050.
Penulis : Agni Vidya Perdana
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Perdana Menteri Selandia Baru Mengaku Mendapat Ancaman Kematian