TRIBUNNEWS.COM, AS - Partai Demokrat diperkirakan memenangkan sebagian besar kursi di DPR, yang akan merupakan pukulan besar bagi agenda-agenda Presiden Trump.
Mitra BBC di AS, jaringan CBS, memproyeksikan bahwa Demokrat akan memenangkan 23 kursi yang diperlukan untuk mengambil alih mayoritas di Kongres.
Dua politikus Demokrat Ilhan Oimar (Minnesota) dan Rashida Tlaib (Michigan) diperkirakan mencatat sejarah untuk menjadi dua perempuan Muslim pertama yang terpilih di Kongres.
Betapa pun, para kandidat Republik, partai Presiden Donald Trump, diperkirakan tetap menguasai Senat AS, dalam Pemilu Sela yang berlangsung Senin (6/11) waktu setempat atau hari Selasa WIB.
Baca: Bank Indonesia: Pertemuan Donald Trump - Xi Jinping Berdampak Positif ke Rupiah
Para politikus Demokrat kini bisa melancarkan investigasi terhadap berbagai dugaan pelanggaran yang diduga dilakukan pemerintahan maupun usaha bisnis Donald Trump, mulai dari urusan pajak hingga dugaan benturan kepentingan.
Para politikus Demokrat juga kini bisa menjegal agenda-agenda legislatif Donald Trump.
Dalam Pemilu ini, para calon perempuan mendapat sorotan dalam apa yang dianggap sebagai Tahun Perempuan dalam politik Amerika.
Politikus Demokrat daerah pemilihan New York, Alexandria Ocasio-Cortez diperkirakan menjadi perempuan paling muda yang terpilih sebagai anggota DPR di usianya yang baru 29 tahun.
Partai Republik tetap menguasai majelis tinggi Kongres dengan kemenangan kunci di Indiana, Texas dan North Dakota.
Partai presiden Trump itu sebelum Pemilu Sela menguasai Senat dengan keunggulan tipis 51-49.
Namun mereka bisa lebih kuat lagi, setelah pebisnis Republikan Mike Braun mengalahkan seorang Demokrat moderat, Joe Donnelly, petahana di Indiana.
Di Texas, Ted Cruz yang sempat jadi bakal calon presiden, diperkirakan mengalahkan penantangnya, politikus Demokrat yang sedang melesat, Beto O'Rourke.
Demokrat mungkin perlu memenangkan semua pertarungan itu dan mengambil dua kursi Republik, namun sejauh ini satu kursi Demokrat justru dipekirakan lepas.
Baca: Terkuak Luna Maya Alami Post Power Syndrome Seusai Video Asusila dengan Ariel Noah
Pemilu sela AS hari ini akan membentuk politik Amerika selama dua tahun ke depan dan seterusnya.
Presiden Donald Trump memang tidak ikut memperebutkan kursi, tetapi kekuasaannya dalam dua tahun terakhir mendatang akan bergantung pada hasil 6 November.
Siapa yang bertarung?
Pemilihan berlangsung untuk seluruh 435 anggota Dewan Perwakilan Rakyat, 35 dari 100 kursi di Senat dan 36 dari 50 gubernur negara bagian, juga banyak pejabat publik di negara bagian.
Partai Republik saat ini menguasai kedua majelis Kongres dan Gedung Putih. Tapi muncul perkiraan tentang 'gelombang baru' Demokrat.
Dengan puluhan anggota parlemen Republik yang pensiun tahun ini, partai minoritas memiliki kesempatan untuk mengambil alih DPR. Demokrat membutuhkan 20 kursi atau lebih untuk mengendalikan majelis rendah.
Namun di Senat, Partai Republik diperkirakan mungkin bahkan lebih kuat lagi.
Itu karena dari 35 kursi yang dipertarungkan kali ini, 26 adalah kursi Demokrat (termasuk dua independen yang sehaluan dengan mereka) dan hanya sembilan oleh Partai Republik.
Sepuluh kursi Demokrat berada di negara bagian yang mendukung Trump pada Pemilu 2016 - dan lima di antaranya dimenangkan dengan dua digit.
Apa isu kunci di Pemilu ini?
Banyak yang menyebut Pemilu Sela ini adalah referendum tentang Trump.
Imigrasi tetap menjadi isu yang diharapkan oleh kedua pihak akan menguntungkan mereka.
Demokrat percaya retorika garis keras presiden pada topik ini membantu mereka menarik pemilih muda, kaum moderat di pinggiran kota dan kalangan minoritas. Partai Republik sebaliknya mengandalkan sikap keras Trump untuk membuat kalangan konservatif yang berpikir Demokrat lebih peduli tentang imigran gelap dibanding warga AS, untuk memenuhi TPS.
Gerakan pengendalian senjata diluncurkan setelah penembakan SMA bulan Februari di Parkland, Florida, juga isu yang dimobilisasi untuk pemilihan.
Sementara itu, jajak pendapat Gallup baru-baru ini menyimpulkan bahwa perhatian utama bagi pemilih AS adalah kesehatan.
Partai Republik mengerahkan berbagai langkah untuk melemahkan Undang-Undang Perawatan Terjangkau, namun mereka gagal untuk membunuh sistem jaminan kesehatan yang dikenal sebagai Obamacare itu.
Pemilih cenderung menghukum partai yang berkuasa untuk meningkatnya biaya asuransi kesehatan, yang di bawah Trump terus meningkat menguras kantong warga Amerika .
Apa arti Pemilu Sela bagi Trump?
Jika Partai Republik kehilangan kendali di salah satu majelis Kongres, agenda domestik presiden akan terhadang saat sampai di Capitol Hill.
Jika Demokrat memenangkan DPR, mereka harus memutuskan RUU mana yang harus dilupakan.
Itu akan berarti pula meningkatnya pengawasan terhadap pemerintahan Trump, termasuk dugaan kolusi Rusia, transaksi bisnis Trump dan tuduhan serangan seksual yang dilakukannya.
Tetapi jika Republik berhasil mempertahankan mayoritas Senat, nominasi kabinet Trump akan gampang lolos dan penunjukan hakim konservatif akan mulus pula disetujui.
Jika Demokrat berhasil menguasai kedua majelis, Trump juga justru bisa memanfaatkannya.