Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JENEWA -- Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan pidato pada acara Ministerial Conference in Afghanistan di Gedung PBB, Jenewa, Rabu (28/11/2018).
Ia mengatakan, untuk mewujudkan perdamaian di tanah Afghanistan dibutuhkan waktu yang cukup panjang.
“Jangan pernah lelah mengupayakan perdamaian, walaupun jalan yang harus dilalui penuh dengan tantangan dan melelahkan", ucap Menlu Retno diketerangannya.
Mantan Dubes RI di Belanda ini mengatakan, hubungan antara Indonesia dengan Afghanistan telah lama terjalin, antara lain melalui kerjasama pendidikan, kesehatan dan people to people contact.
Tahun lalu, atas permintaan Presiden Afghanistan, Indonesia mulai terlibat secara lebih intensif dalam proses perdamaian di Afghanistan.
Baca: 26 Orang Tewas Akibat Serangan Bom Bunuh Diri di Masjid yang Berada di Pangkalan Militer Afghanistan
"Sebagai negara yang demokratis, dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, serta pihak yang netral, Indonesia berpendapat bahwa Ulama memegang peran penting dalam menciptakan lingkungan yang baik untuk stabilitas di Afghanistan," tutur dia.
Satu peran Indonesia dalam upaya mewujudkan perdamaian adalah, pada Mei 2018 lalu, Indonesia menjadi tuan rumah Trilateral Ulema Conference, dengan mengundang Ulama dari Afghanistan, Pakistan dan Indonesia.
Konferensi Ulama itu menghasilkan pesan kuat bahwa kekerasan dan ekstremisme tidak memiliki tempat di Islam
Dalam pertemuan di Jenewa, Indonesia menekankan pentingnya tiga hal :
Pertama, membangun rasa percaya (trust and confidence building) merupakan komponen yang sangat penting dalam proses perdamaian.
Menlu Retno menyampaikan bahwa Indonesia siap untuk memfasilitasi upaya membangun saling percaya ini.
Kedua, pembangunan Afghanistan harus terus dilanjutkan. Menlu Retno secara khusus menyinggung pentingnya pemberdayaan perempuan.
"Indonesia telah melakukan berbagai bantuan di bidang pembangunan ekonomi, antara lain melalui pembangunan kapasitas untuk UMKM dan perempuan serta memberikan akses pasar lebih besar untuk produk Afghanistan" , lanjut Retno.
Ketiga, pemberdayaan terhadap generasi muda harus terus dilakukan, di mana Indonesia siap menerima 1000 anak muda Afghanistan belajar di Indonesia.
Terakhir, Retno juga menyampaikan pentingnya koordinasi dan sinergi semua upaya dilakukan oleh masyarakat internasional.
Konferensi Tingkat Menteri (KTM) Jenewa mengenai Afghanistan berlangsung pada 27-28 November 2018.
KTM bertujuan sebagai wadah bagi pemerintah Afghanistan untuk menyampaikan perkembangan proses perdamaian dan komitmen yang berkelanjutan untuk melakukan reformasi, demokratisasi dan pembangunan di Afghanistan.
Pertemuan juga bertujuan untuk international partners dalam hal ini mengkaji efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas dari kontribusi yang telah diberikan bagi pembangunan kembali Afghanistan.