Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Hasil survei kepolisian nasional Jepang menunjukkan lebih dari 70 persen anak-anak korban prostitusi ternyata memiliki latar belakang yang baik dalam kehidupannya.
"Anak-anak itu ternyata punya latar belakang baik, pergi ke sekolah dengan rajin tanpa melewatkan kelas. Tidak ada riwayat sejarah bimbingan dan kenakalan, serta memiliki sikap kehidupan sehari-hari yang baik. Namun menjadi korban prostitusi anak sebagai fakta yang sulit diprediksi ternyata muncul," ungkap sumber Tribunnews.com, Kamis (13/12/2018).
Badan Kepolisian Nasional Jepang bersama khususnya kepolisian Perfektur Osaka, menargetkan survei kepada 194 orang, termasuk usia kurang dari 18 tahun para korban dalam insiden prostitusi tahun lalu.
Anak-anak yang menjawab pergi ke sekolah dengan rajin tanpa melewatkan kelas sebanyak 58 persen dari total responden.
Selain itu, 71 persen dari anak-anak tersebut ternyata memiliki sejarah latar belakang yang baik, tidak punya sejarah kenakalan di masa kecil.
Bahkan 91 persen tidak memiliki pengalaman berjalan jauh dari rumah pada kehidupan sehari-hari mereka.
Baca: Sekelompok Anak Muda Bakar Kardus di Kuil Yasukuni Ditangkap Polisi Jepang
Di sisi lain, alasan mereka terlibat dalam prostitusi tersebut, umumnya bertujuan "biaya hiburan" untuk senang-senang bagi dirinya sendiri, sebanyak 85 persen.
Mereka berasal justru dari lingkungan rumah yang serius, menekankan pendidikan sehingga perlu biaya hidup dan biaya sekolah yang memang tidak sedikit.
Melihat hasil riset Badan Kepolisian Nasional Jepang tersebut, pihak kepolisian akan semakin meningkatkan kerja sama dengan pihak sekolah dan orang tua anak-anak di Jepang melakukan sosialisasi agar prostitusi anak-anak dapat ditekan serendah mungkin.
"Serta mencegah lebih lanjut terjadinya hal-hal tersebut di masa depan," ungkap sumber itu.