Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kekurangan tenaga ahli teknologi informasi (IT) yang terampil menyulitkan gerak perusahaan di Jepang. Itulah sebabnya mereka mulai merekrut tenaga IT dengan paket gaji sangat menarik per tahunnya.
"Gaji tahunan akan berkisar antara 20 juta hingga 30 juta yen, menempatkan mereka setara dengan para eksekutif puncak dan karyawan yang memenuhi syarat di perusahaan luar negeri," ungkap Keiichiro Yanagi, wakil presiden eksekutif senior NTT Data kepada Nikkei.
Tidak akan ada batas atas komponen yang dikaitkan kinerja kerja dengan paket gaji.
Namun melihat hal tersebut bia dibayangkan gaji dapat melebihi 30 juta yen per tahun di Jepang.
Di situs online di Jepang juga banyak tawaran kerja di perusahaan IT Jepang dengan gaji meningkat menjadi hingga 20 juta yen per tahun.
Misalnya Platform e-commerce Zozo mengumumkan rencana pada bulan April untuk membayar ahli teknologi hingga 100 juta yen per tahun.
Baca: Survei Kepolisian Jepang: 70 Persen Anak Korban Prostitusi Punya Latar Belakang Baik
Sektor selain teknologi, juga dalam perburuan bakat.
Fast Retailing, operator pengecer pakaian santai Uniqlo, mempekerjakan lebih banyak staf IT untuk meningkatkan sistem logistik dan perkiraan permintaannya, bahkan mencari ke Silicon Valley dan lokasi lain di luar negeri untuk mencari insinyur.
Posting baru-baru ini di situs web lowongan pekerjaan oleh perusahaan Jepang mengiklankan gaji hingga 20 juta yen untuk staf IT, jauh di atas gaji pencari kerja di bidang lain.
Fast Retailing, operator dari Uniqlo menawarkan gaji tahunan hingga 20 juta yen untuk staf IT.
Pada 2020, Jepang akan menghadapi kekurangan sekitar 48.000 insinyur di bidang-bidang seperti kecerdasan buatan dan internet, menurut Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri.
Kekurangannya sangat akut sehingga pada tahun 2016, Toyota Motor mendirikan anak perusahaan yang berfokus pada AI di AS.
James Kuffner, mantan kepala divisi robotika Google, termasuk di antara sejumlah peneliti terkenal yang bergabung dengan perusahaan, yang sekarang mempekerjakan sekitar 300 orang.
Sementara itu, upah IT terus melonjak. Orang-orang yang beralih pekerjaan di lapangan melihat gaji tahunan mereka meningkat 19 persen rata-rata dibandingkan dengan pekerjaan tiga tahun yang lalu.