TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lima hari setelah bencana tsunami menerjang Selat Sunda dan Lampung, Pemerintah Amerika Serikat (AS) memberikan peringatan kepada warganya yang berada di kawasan tersebut.
Peringatan tersebut disampaikan melalui cuitan akun Twitter resmi Departemen Biro Negara tersebut, Travel-State Dept @TravelGov yang diunggah satu jam lalu, tepat pada Kamis siang (27/12/2018), pukul 13.10 WIB.
Cuitan itu juga mendapatkan retweet dari akun Twitter resmi Kedutaan Besar AS untuk Indonesia @usembassyjkt.
Lembaga tersebut menyampaikan kembali informasi yang mereka peroleh dari pernyataan resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) agar siapapun menjauhi kawasan Selat Sunda dalam radius 500 meter.
Instruksi tersebut juga berlaku bagi warga AS yang kebetulan berada di kawasan yang kini mendapat sorotan itu.
"Peringatan #Indonesia: Potensi hujan deras dan gelombang tinggi telah mendorong Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Indonesia menginstruksikan masyarakat untuk tetap tinggal setidaknya 500 meter dari garis pantai di sepanjang Selat Sunda," cuit Travel-State Dept.
Tidak hanya itu, warga AS juga diimbau untuk mendengarkan informasi terkini dari media dan otoritas setempat.
"Tolong pantau berita dan informasi setempat dan perhatikan instruksi dari otoritas setempat,".
Pada Kamis pagi (27/12/2018), berdasarkan hasil pengamatan aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meningkatkan aktivitas GAK dari Level II (waspada) menjadi Level III (siaga).
Peningkatan level tersebut terhitung pukul 06.00 WIB.
Namun, Badan Geologi Kementerian ESDM menetapkan jarak cukup aman pada radius hingga 5 km dari kawah gunung.
Seperti yang disampaikan Sekretaris Badan Geologi Antonius Ratdomopurbo dalam konferensi pers yang digelar pada Kamis pagi.
"Sehubungan dengan tingkat aktivitas Level III (siaga) tersebut, masyarakat tidak diperbolehkan mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 km dari kawah," ujar Purbo di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat.
Ia juga mengimbau agar masyarakat di kawasan tersebut yang hendak beraktivitas di luar rumah untuk selalu mengenakan masker dan kacamata jika terjadi hujan abu.
"Saat hujan abu turun, masyarakat diminta untuk mengenakan masker dan kacamata bila beraktivitas di luar rumah," kata Purbo.