TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) sebelumnya telah mengumumkan bahwa negara itu akan menarik pasukannya dari Suriah dalam beberapa bulan ke depan.
Presiden AS Donald Trump membenarkan langkah tersebut dengan menyatakan bahwa pasukannya telah mencapai tujuan mereka yakni mengalahkan Daesh atau ISIS di Suriah.
Dan kini pasukannya itu bisa kembali ke rumah.
Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (4/1/2019), dalam pertemuan kabinet di Gedung Putih beberapa hari lalu, Trump mengatakan dirinya mendukung keputusan untuk menarik pasukan AS dari Suriah.
Pada saat yang sama, ia juga mengisyaratkan kesiapan pasukannya untuk melindungi pasukan Kurdi yang didukung AS, ditengah penarikan tersebut.
Baca: Kehilangan Dukungan Uni Eropa, Donald Trump: Saya Tidak Peduli
Pernyataannya itu disampaikan beberapa hari setelah media setempat The New York Times mengutip pernyataan dua pejabat pemerintah AS yang tidak disebutkan namanya.
Keduanya mengatakan bahwa Trump akan memberi Pentagon waktu sekitar empat bulan untuk menarik pasukan AS dari Suriah.
Namun Trump mengaku tidak pernah menyampaikan hal itu.
Para pejabat AS pun menyoroti pertemuan Trump dengan Kepala Gabungan Satgas Gabungan untuk perlawanan terhadap Daesh di wilayah tersebut, yakni Letnan Jenderal Paul J LaCamera.
Selama pertemuan itu Trump diduga mengatakan kepada LaCamera bahwa pasukannya memiliki waktu beberapa bulan untuk memastikan 'kepulangan secepatnya' dari Suriah.
Dalam perkembangan mengenai kabar tersebut, seperti yang terlihat pada akun Twitter Trump, ia menegaskan langkahnya menarik pasukan AS dari Suriah merupakan keputusan yang benar.
Selain itu suami dari Melania Trump itu juga memastikan militer AS akan kembali ke rumah mereka dengan membawa 'klaim' kemenangan atas Daesh.
Pernyataan tersebut muncul setelah Gedung Putih mengumumkan pasa 19 Desember tahun lalu bahwa mereka akan menarik sekitar 2.000 tentara AS dari Suriah dalam beberapa bulan ke depan.
Sebuah langkah yang diklaim Trump dapat dijelaskan oleh fakta bahwa pasukan AS telah melaksanakan tugas mereka untuk melenyapkan Daesh dari negara Arab.
Keputusan tersebut kemudian mendapatkan tanggapan menohok dari beberapa pejabat AS yang pada akhirnya mendorong dua pejabat melakukan pengunduran diri.
Mereka yang mengundurkan diri adalah Menteri Pertahanan AS Jim Mattis yang mengumumkan bahwa pandangannya tidak lagi sejalan dengan Trump, serta Utusan Khusus Presiden untuk koalisi AS di Suriah, Brett McGurk.