TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt mengklaim Nicolas Maduro 'bukan pemimpin sah' Venezuela dan menegaskan kembali dukungan pemerintah Inggris untuk pemimpin oposisi, Juan Guaido.
"Jelas bahwa Nicolas Maduro bukan pemimpin Venezuela yang sah, Inggris percaya Juan Guaido adalah orang yang tepat untuk membawa Venezuela menjadi negara yang maju," kata Hunt kepada media saat berkunjung ke Washington, Amerika Serikat (AS).
Sementara itu, Juru Bicara Partai Buruh Inggris Jeremy Corbyn mengatakan bahwa pihaknya menentang campur tangan pihak luar Venezuela dan menyerukan dialog untuk melakukan 'penyelesaian' yang menurutnya masih bisa dinegosiasikan.
Dikutip dari laman Russia Today, Jumat (25/1/2019), sebelumnya, seorang Juru Bicara Perdana Menteri (PM) Inggris mengklaim bahwa pemilihan presiden Venezuela tahun 2018 lalu berlangsung tidak bebas dan tidak adil.
Bahkan Jubir tersebut menyatakan Inggris sepenuhnya mendukung Guaido.
"Pemilihan Presiden 2018 di Venezuela tidak bebas atau tidak adil, sehingga dasar kekuasaan rezim tersebut sangat cacat, kami sepenuhnya mendukung Majelis Nasional yang terpilih secara demokratis dengan Juan Guaido sebagai Presidennya," kata Jubir PM Theresa May.
Baca: Amerika Serikat Tarik Beberapa Diplomatnya Dari Venezuela
Perlu diketahui, pada Rabu lalu Guaido mendeklarasikan dirinya bertindak sebagai Presiden setelah mendapatkan dukungan untuk perubahan rezim dari AS.
Baik dirinya maupun Presiden Venezuela Nicolas Maduro yang baru saja dilantik untuk masa jabatan kali keduanya pada awal Januari lalu, memiliki banyak pendukung di negara itu.
Para pendukung yang sama besar jumlahnya tersebut kini tampaknya malah 'menyeimbangkan' kekacauan yang terjadi baru-baru ini.
Untuk mendukung pemimpin oposisi, Inggris bergabung dengan negara-negara seperti Argentina, Brazil, Kanada, Chili, Kolombia, Costa Rica, Guatemala dan AS.
Sedangkan Rusia, Tiongkok, Meksiko, Kuba, Turki serta anggota NATO merupakan negara-negara yang telah menolak percobaan kudeta.