News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Krisis Venezuela Kian Parah: Listrik Padam, Rakyatnya Kelaparan, Penjarahan Merajalela

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemerintahan Venezuela sebut Perang Energi Amerika Serikat menjadi dalang pemadaman listrik pada 21 dari 23 negara bagian Venezuela.

TRIBUNNEWS.COM, VENEZUELA - Pemerintah Venezuela memerintahkan sekolah dan toko tetap tutup pada Senin (12/03) seiring pemadaman listrik berlanjut pada hari kelima.

Kelompok oposisi mengatakan sedikitnya 17 orang telah dilaporkan meninggal dunia akibat pemadaman tersebut.

Warga di ibu kota, Caracas, berbicara kepada wartawan BBC Will Grant tentang keputusasaan mereka yang semakin bertambah.

Setiap jam yang berlalu tanpa listrik di Venezuela membawa lebih banyak kekacauan dan stres pada negeri yang sudah berada di ambang batas.

Geng motor pro pemerintah, dikenal sebagai "colectivos", berkeliaran di jalan-jalan gelap, menegakkan ketertiban dengan todongan pistol, sementara beberapa peristiwa penjarahan terjadi secara sporadis di tengah-tengah keputusasaan.

Baca: Banyak Kedutaan Besar Terkena Dampak akibat Pemadaman Listrik di Kota Caracas Venezuela

Pada dasarnya, gambaran jelas pemadaman listrik sulit didapatkan dalam empat hari terakhir.

Banyak bagian di negara ini masih terisolasi dan sulit untuk mendapatkan penjelasan lengkap tentang situasi mereka. Bahkan ketika listrik kembali, ia seringkali tidak cukup dan hanya bertahan selama beberapa jam sebelum mati lagi.

Apa yang jelas ialah sejak pemadaman terjadi pada Kamis pekan lalu, banyak daerah di Venezuela berjuang untuk bertahan hidup.

Tanpa internet, telepon seluler, bank, mesin kartu kredit, kompor elektrik atau pendingin ruangan, kehidupan sehari-hari hampir tidak tertahankan bagi banyak orang, terutama di komunitas berpendapatan rendah.

Baca: Video Fauzi Baadilla Copot Poster Jokowi-Maruf Amin Jadi Perbincangan, Faldo Maldini Ikut Bereaksi

Hampir putus asa

Tidak mengherankan bila beberapa orang hampir putus asa. "Saya punya anak usia dua tahun. Kemarin sore tidak ada yang bisa dimakan," kata Majorie yang tampak marah di luar sebuah toserba di kompleks Terrazas del Club Hípico di Caracas.

Majorie kesulitan untuk memberi makan anak laki-lakinya yang baru berusia dua tahun. ()

Sebuah toko di dekat rumahnya dijarah, katanya, dan seorang tetangga memberinya sedikit beras.

"Saya merebusnya, menambah sedikit gula, dan memberinya kepada anak saya. Tapi hari ini, ketika ia minta makan, apa yang akan saya kasih? Saya bisa menahan lapar. Sebagai orang dewasa, kita hanya butuh segelas air. Tapi bagaimana dengan anak-anak?"

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini