Menyusul jatuhnya pesawat Lion Air, penyelidik mengatakan bahwa pilot tampaknya berkutat dengan sistem otomatis yang dirancang untuk mencegah pesawat mandek di angkasa, fitur terbaru dalam jet tersebut.
Sistem anti-mandek tersebut berkali-kali memaksa hidung pesawat turun, meskipun pilot berusaha mengangkatnya, menurut temuan awal. Pesawat Lion Air juga baru dan kecelakaan terjadi tak lama setelah lepas landas.
"Ini sangat mencurigakan," kata Mary Schiavo, mantan Inspektur Jenderal Departemen Transportasi AS, kepada CNN. "Ada pesawat baru yang jatuh dua kali dalam setahun. Itu menjadi peringatan di industri peringatan."
Setelah kecelakaan pada Oktober, Boeing mengirimkan pemberitahuan kepada maskapai yang memperingatkan mereka akan masalah dengan sistem anti-mandek.
- Lion Air JT-610: Perketat aturan keselamatan penerbangan, langkah reaktif?
- Lion Air, ambisi Rusdi Kirana, dan bayang-bayang insiden kecelakaan
Boeing diperkirakan akan merilis patch perangkat lunak bagi sistem tersebut untuk mengatasi masalah ini, lansir Reuters.
Belum jelas apakah sistem anti-mandek merupakan penyebab kecelakaan pada hari Minggu. Pakar penerbangan mengatakan masalah teknis lain atau kesalahan manusia tidak bisa diabaikan.
Siapakah para korban?
Korban terdiri dari 30 kewarganegaraan, antara lain Kenya, Kanada, Etiopia, Inggris, dan satu warga Indonesia bernama Harina Hafitz.
Perempuan berusia 60-an tahun tersebut merupakan satu dari tujuh staf World Food Program – badan pangan di bawah PBB – yang menumpang pesawat itu.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Huabao Morowali Sediakan Tempat Tinggal Bagi Tenaga Kerjanya, Buka Lowongan Kerja hingga 3.000 Orang
Soal Penilaian Harian Beserta Kunci Jawaban Mapel Informatika Kelas 10 SMA/MA Materi Sistem Komputer
Penyelidikan akan dipimpin oleh pihak berwenang Etiopia dalam koordinasi dengan tim pakar dari Boeing dan Dewan Keamanan Transportasi Nasional AS.
Ethiopian Airlines mengtakan bahwa mereka telah menangguhkan penerbangan semua 737 Max 8 miliknya "sampai pemberitahuan lebih lanjut" sebagai "tindakan pencegahan ekstra".