TRIBUNNEWS.COM, ASTANA - Politisi sekaligus Ketua Parlemen Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev resmi mendapat jabatan sebagai presiden Rabu (20/3/2019).
Diwartakan AKIPress, Tokayev dilantik berdasarkan sidang paripurna parlemen menggantikan Nursultan Nazarbayev yang mundur pada Selasa (19/3/2019).
AFP memberitakan, politisi berusia 65 tahun itu bakal menjabat sebagai orang nomor satu Kazakhstan hingga pemilu pada Maret 2020 mendatang.
Selepas dilantik, Tokayev mengatakan dia mengusulkan untuk mengganti nama ibu kota sebagai bentuk penghormatan terhadap sang presiden pertama.
Baca: Pengalaman Fans Kendarai Mobil yang Dinaiki Nike Ardilla Saat Kecelakaan
"Saya mengusulkan, kita mengganti nama ibu kota Astana menjadi Nursultan untuk menghormati presiden pertama kita," ujar Tokayev dalam pidatonya.
Mantan Perdana Menteri Kazakhstan periode 1 Oktober 1999 hingga 28 Januari 2002 silam itu dikenal sebagai seorang loyalis Nazarbayev.
Pengumuman mundurnya Nazarbayev terjadi beberapa pekan setelah dia memecat sejumlah pejabatnya buntut ekonomi yang tak juga bertumbuh.
Di tengah kesulitan mereka memulihkan diri pasca-harga minyak menukik di 2014, sanksi negara Barat terhadap Rusia, mitra dagang utama, juga turut memperburuk keadaan.
Februari lalu, Nazarbayev memperkenalkan paket kebijakan bernilai miliaran dollar AS terhadap sektor sosial dan gaji pegawai.
Dia juga menjanjikan investasi di infrastruktur. "Meski mengadopsi banyak peraturan, perkembangan positif tak jua dicapai," keluhnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Dilantik, Presiden Baru Kazakhstan Usulkan Ganti Nama Ibu Kota