"Jenis pesawatnya sama, sama-sama pesawat baru, dan sama-sama punya jam terbang yang masih rendah," ujar GebreMariam.
Pesan Terakhir untuk Ibu
Rayan Shapi masih mengingat betul kata-kata sang putra, Yared Getachew, kepadanya sesaat sebelum lepas landas dari Addis Ababa, Ethiopia, ke Nairobi, Kenya.
"Ibu, aku pulang ke Nairobi. Aku lupa membawa ponselku, tetapi kita akan kembali berbicara segera setelah saya sampai ke sana," ujar Rayan menirukan ucapan Getachew.
Nyatanya, penerbangan yang kurang dari dua jam itu tidak pernah sampai ke tujuan.
Pesawat Ethiopian Airlines ET302 yang dikendalikannya jatuh enam menit setelah lepas landas.
Dia tewas bersama 156 orang lainnya di dalam pesawat.
Paman Getachew, Khalid Shapi, mengatakan, Getachew merupakan pilot yang sangat berbakat dan terlatih.
Dilansir harian Kenya, Daily Nation, Rabu (13/3/2019), Shapi menuturkan pilot 29 tahun itu berpengalaman mengendalikan tipe Boeing 737 MAX.
"Sejak hari pertama dia bekerja bersama Ethiopian Airlines, Yared tidak pernah melakukan kesalahan sama sekali," kata Shapi.
Berdarah Kenya dan Ethiopia, Getachew telah bekerja bagi maskapai negara itu hampir selama 10 tahun dengan pengalaman 8.000 jam terbang.
Shapi mengatakan, ayah Getachew sedang berada di Ethiopia untuk menunggu perkembangan investigasi yang dilakukan oleh penyelidik.
Dia dan Rayan berada di Mombasa dan bergabung bersama anggota keluarga serta teman-teman Getachew untuk menunaikan shalat Gaib.
"Kami berencana untuk melaksanakan shalat di Masjid Baluchi. Kami tidak mempunyai rencana yang lain," kata Shapi kembali. (*)