Dilaporkan sedikitnya tiga polisi tewas dalam ledakan yang diyakini dipicu oleh bom bunuh diri tersebut.
Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab terhadap serangan teror. Namun laporan AFP menyebut pihak berwenang telah menahan sebanyak 24 orang.
Tim penyelidik juga sedang mencari tahu kemungkinan adanya jaringan luar negeri dalam aksi teror ini.
Juru bicara kepolisian Ruwan Gunasekera mengatakan seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (22/4/2019), lebih dari 500 orang luka-luka akibat rangkaian ledakan bom yang terjadi di waktu nyaris bersamaan pada Minggu (21/4/2019) waktu setempat itu.
Gunasekera menambahkan, kepolisian sejauh ini telah menangkap 24 orang terkait ledakan-ledakan bom tersebut.
Delapan serangan bom yang mengguncang Sri Lanka, Minggu (21/4/2019) waktu setempat, tercatat sebagai yang paling mematikan di negara tersebut dalam satu dekade terakhir sejak berakhirnya perang sipil yang menewaskan 100 ribu orang.
Baca: UPDATE Real Count KPU di Pilpres2019 Selasa (23/4): Jokowi Masih Tak Terbendung 54,89 % dari Prabowo
Sejauh ini belum ada kelompok maupun pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan-ledakan bom ini.
Para penyidik akan memeriksa apakah ada keterkaitan 'jaringan luar negeri' pada mereka yang ditangkap.
Sumber rumah sakit mengatakan warga negara Inggris, Belanda dan Amerika Serikat termasuk di antara yang tewas.
Selain itu, warga Inggris dan Jepang dilaporkan terluka dalam serangan itu.
Tak Ada WNI
Kementerian Luar Negeri RI memastikan tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban dalam peristiwa ledakan yang terjadi di Kolombo, Sri Lanka.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kemenlu Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, saat terjadi ledakan bom Srilanka, seorang WNI berinisial KW sedang berada di Hotel Shangri La.
Namun, Kedutaan Besar RI di Kolombo sudah memastikan yang bersangkutan dalam keadaan selamat dan sudah dievakuasi oleh aparat keamanan Sri Lanka.
"Beberapa WNI lainnya yang menginap di Hotel Shangri La tidak berada di hotel saat kejadian," ujar Lalu Muhammad Iqbal melalui keterangan tertulis, Minggu sore.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memastikan tidak ada WNI yang jadi korban dalam teror ledakan di sejumlah tempat termasuk gereja dan hotel di Sri Lanka.