TRIBUNNEWS.COM - Ada ancaman serangan lanjutan dari ekstremis, Kepolisian Sri Lanka dilaporkan dalam keadaan waspada.
Seluruh ibu kota Colombo telah menerima instruksi dari kepolisian untuk menempatkan petugas tambahan dan telah meminta angkatan laut untuk menerjunkan kapal perang.
Sebab seperti dilansir AFP Jumat (3/5/2019), mereka menerima laporan intelijen berisi peringatan akan adanya serangan yang menyasar jembatan di Colombo.
Militer Sri Lanka juga mendirikan pusat komando khusus untuk mengatur koordinasi operasi anti-terorisme.
Militer menyatakan mereka juga mengerahkan lebih banyak pasukan dalam operasi pencarian.
Baca: Dicurigai, Wanita Muslim Sri Lanka Lepas Cadar dan Hijab
Baca: Setelah Tragedi Bom di Hari Paskah, Wanita Muslim di Sri Lanka Lepaskan Hijab dan Cadar
Baca: Selain Sri Lanka, negara mana saja yang melarang cadar?
Sumber militer mengungkapkan, pasukan tambahan itu melakukan pencarian semalam suntuk dan menyita sejumlah bahan peledak serta senjata di beberapa lokasi.
"Dengan bantuan polisi, kami mencari persembunyian teroris, peledak, senjata, dan barang sejenisnya. Pasukan bakal ditambah sesuai kebutuhan," tegas militer dalam keterangannya.
Juru bicara pemerintah Rajitha Senaratne berkata, mereka sudah menerima informasi tentang sekelompok kecil radikal yang hendak melancarkan serangan lanjutan.
"Anda tentu tidak bisa mengatakan ancamannya telah usai. Namun situasinya saat ini terkendali. Lebih baik dari yang kami harapkan," terang Senaratne.
Meski begitu, Senaratne yang juga menteri kesehatan menuturkan aparat masih memburu "empat teroris" yang berhubungan dengan serangan 21 April itu.
Gereja Katolik pada Kamis (2/5/2019) telah mengumumkan membatalkan misa yang hendak diadakan kembali Minggu (5/5/2019) setelah mendapat informasi ancaman serangan dua dua lokasi. Sekolah Katolik yang awalnya dibuka selepas libur Paskah masih ditutup.
Baca: Serangan di Sri Lanka: Presiden larang cadar bagi perempuan Muslim
Baca: Sri Lanka Larang Wanita Kenakan Cadar, Gereja Ditutup Hari Minggu
Baca: Sepekan Setelah Teror Bom Paskah, Sri Lanka Keluarkan Larangan Mengenakan Penutup Wajah
Sementara sekolah negeri bakal dimulai Senin (6/5/2019) dengan pengawasan ketat.
Serangan yang terjadi di tiga gereja serta tiga hotel mewah itu menewaskan 257 orang dan melukai lebih dari 400 lainnya, dengan pemerintah menyalahkan kelompok ekstremis National Thawheeth Jamaath (NJT).
Sebelum serangan terjadi, sempat muncul peringatan dari intelijen asing, diyakini adalah India, mulai dari 4 April hingga satu jam sebelum bom bunuh diri terjadi.