News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Di Paris, Wapres JK Pidato soal Generasi Muda yang Terpapar Paham Radikal Melalui Internet

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron di Elysee Palace, Paris, Prancis, Rabu (15/5/2019).

TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Teror yang terjadi di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, membuat banyak petinggi dunia kaget dan akhirnya menyiapkan langkah untuk menghadapi 'Islamophobia dan Xenophobia' yang kembali 'bangkit'.

Islamophobia dan Xenophobia merupakan ancaman global, dan para petinggi dunia pun menggelar pertemuan untuk membahas mengenai bagaimana menanamkan nilai toleransi dalam diri tiap orang.

Termasuk para generasi muda yang kerap menggunakana internet setiap harinya.

Karena Islamophobia dan Xenophobia bisa saja disebarkan secara online.

Dalam agenda pertemuan 'Christchurch Call to Action'', yang digelar di Elysee Palace, Paris, Prancis, Rabu (15/5/2019), Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) hadir mewakili Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Baca: Foto-foto Kejutan untuk Jusuf Kalla di Swiss : Kue Ulang Tahun di Lorong Hingga Disuapi Ibu Mufidah

Ia pun menyampaikan pidatonya dalam pertemuan yang digagas oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron serta Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern itu.

Di hadapan banyak petinggi negara, JK mengatakan bahwa selama ini, penggunaan teknologi telah menjadi alat baru dalam penyebaran faham radikal.

Oleh karena itu, dalam menangkal aksi teroris yang banyak disebarkan melalui internet, penting untuk melibatkan generasi muda.

"Kita harus memberdayakan anak muda, kita untuk melawan tren ini," ujar JK dalam pidatonya yang disampaikan bertepatan dengan hari ulang tahunnya itu.

Ia kemudian menjelaskan, sekitar 63 juta dari 150 jutaan pengguna internet di Indonesia merupakan generasi muda.

Angka tersebut menunjukkan bahwa nyaris setengah dari total pengguna internet di tanah air itu adalah milenial.

Maka menurutnya, generasi muda sangat mungkin dan rentan terpapar faham radikal dan kekerasan ekstremisme.

Sejak 2015 lalu, kata JK, Indonesia telah mengadakan program 'Duta Pemuda untuk Perdamaian (Youth Ambassadors for Peace)'.

Kegiatan tersebut merupakan wadah yang melibatkan generasi muda dalam upaya penyebaran pesan damai melalui pemanfaatan internet, untuk melawan ide-ide ekstrem dan kebencian.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini