Baca tanpa iklan
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jumlah kecelakaan lalu lintas yang dilakukan lansia usia 80 tahun ke atas ternyata banyak sekali, bahkan tiga kali lipat lebih banyak daripada yang berusia 75 tahun atau kurang dari 75 tahun.
"Sejak dua tahun lalu jumlah kecelakaan lalu lintas dilakukan lansia usia 80 tahun atau lebih selalu tiga kali lebih banyak ketimbang pengemudi sampai dengan usia 75 tahun atau kurang," papar sumber Tribunnews.com di kepolisian Jepang.
Kenaikan jumlah kecelakaan lalu lintas itu lebih parah lagi karena sejak 2017 justru meningkat lagi, yang tadinya dengan grafik jumlah penurunan kasus kecelakaan lalu lintas.
Bahkan tahun lalu yang dua tahun lalu sekitar 10 kecelakaan per tahun, namun 2018 menjadi 11 kecelakaan terjadi dalam 100.000 jiwa populasi di Jepang dilakukan oleh lansia usia 80 tahun atau lebih.
Kenaikan juga terjadi pada lansia 75 tahun ke atas sejak 2017. Namun pengendara sampai dengan 75 tahun atau lebih muda terus saja menurun jumlah kecelakaannya.
"Tampaknya memang lansia usia 80 tahun mungkin perlu diperiksa sering-sering diperketat monitornya agar bisa mengingatkan berkendaraan sangat hati-hati karena daya respons nya jauh berkurang ketimbang usia yang lebih muda."
Beberapa upaya kesadaran lansia juga juga dilakukan misalnya menyerahkan SIM ny akembali ke kepolisian sehingga lansia itu memang tidak bisa menyetir lagi.
Bahkan minggu lalu masyarakat perfektur Toyama kalangan lansia membuat deklarasi untuk menyetir pelan-pelan, bahkan tidak akan menyetir kalau hujan dan juga tak akan menyetir kalau malam yang beresiko kecelakaan tinggi.
Kasus sedikitnya 11 kecelakaan dilakukan lansia 80 tahun warga Jepang di dalam 100.000 jiwa populasi, merupakan angka yang cukup tinggi dan ditakutkan jumlah kecelakaan tersebut akan meningkat lebih tinggi lagi tahun ini dibandingkan tahun lalu apa bila tidak diantisipasi banyak hal oleh pihak masyarakat dan pihak kepolisian, lanjutnya lagi.