Sedangkan untuk berbisnis, investasi di Indonesia, Kurousu masih terus berpikir serius hingga kini.
"Kalau dipajang di tempat ibadah mungkin bagus ya, kan orang Indonesia beragama semua dan anggrek pasti bisa diterima oleh semua agama bukan? Bisa juga mungkin di sekolah dan di kantor-kantor," ujarnya.
Demikian juga untuk keperluan kantor di pintu masuk sebagai pajangan, atau pun juga di rumah pribadi setiap orang bisa jadi pajangan di pintu masuknya membuat suasana dan lingkungan rumah tampak semakin cerah dan indah, memberikan kebahagiaan bagi semua orang.
Bisnis anggrek di Jepang kini sudah semakin sedikit. Di Jepang sendiri sekitar 200 pengusaha anggrek. Namun yang besar seperti milik Kurousu menurutnya sangat sedikit.
"Ya yang besar seperti saya ini mungkin hanya sekitar 10 perusahaan saja se-Jepang. Penjualan kebanyakan di Kanto dan di Kansai, jarang ke selatan seperti Fukuoka meskipun ada juga," kata dia.
Jumlah pengusaha anggrek yang semakin sedikit ini karena persaingan sangat ketat dan orang bisa langsung memesan ke produsen anggrek yang bersangkutan.
Tak perlu lagi lewat pedagang besar atau pedagang kecil dan toko, berkat online bisnis lewat internet saat ini.
Info lengkap Yakuza dapat dibaca gratis di www.yakuza.in.