Laporan Wartawan Tribunnews.com, Malvyandie langsung dari Paris
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Pameran dirgantara Paris Air Show yang berlangsung di Le Bourget, 17-23 Juni tak hanya memamerkan berbagai jenis pesawat komersil.
Perhelatan dirgantara terbesar dunia ini juga jadi ajang promosi produk alutsista internasional, terutama pesawat-pesawat tempur.
Boeing dan Lockheed Martin, misalnya. Kedua perusahaan AS tersebut memajang pesawat F-15 E dan jet tempur siluman F-35. Tak hanya itu, mereka juga memamerkan pesawat tanker yang bisa menjadi "SPBU" di udara serta pesawat Poseidon, pemburu kapal selam.
Sementara tuan rumah juga tak mau ketinggalan. Jika Dassaul mengusung jet tempur Rafale, Airbus menampilkan Eurofighter Typhoon, pesawat patungan konsorsium Eropa.
Ada juga Aster-30, sistem pertahanan udara buatan MBDA yang mampu menetralisir berbagai ancaman udara, mulai serangan pesawat hingga rudal-rudal musuh.
Sementara dari stan Turki, saya berkesempatan melihat prototype pesawat TF-X . Pesawat jet tempur buatan "pribumi" ini menjadi alternatif pengganti F-35 Lockheed Martin AS setelah hubungan kedua negara sedikit merenggang karena keputusan Ankara membeli S-400, sistem perisai rudal buatan Rusia.
Sebagai informasi, perancang TF-X generasi kelima adalah Turkish Aerospace Industries (TAI), biro desain pesawat utama Turki.
Jet tempur buatan Turki ini mirip F-35, tetapi badan pesawat lebih sempit dan sayap yang lebih lebar.
Berdasarkan keterangan yang ditayangkan di stan Turki, TF-X dilaporkan memiliki kecepatan tertinggi Mach 2 dengan kisaran tempuh 600 mil, dan akan mampu mengangkat beban 60.000 pound saat lepas landas.
Nah, seperti apa penampakan mesin-mesin perang yang dipamerkan di ajang Paris Air Show. Berikut sejumlah foto-fotonya.
Pesawat komersil
Di jajaran pesawat komersil, pesawat Airbus A321XLR tampaknya menjadi primadona dalam pameran ini.
Sebagai informasi, model A321XLR ini merupakan versi pesawat jarak-jauh dari jenis A321neo.
Pesawat ini dibuat untuk mencetak rute terpanjang baru untuk maskapai dengan pesawat berbadan lebih kecil.
Peluncuran pesawat ini juga membuat Airbus selangkah di depan saingan Amerika-nya, Boeing.
Apalagi produsen Amerika ini tengah dirundung berbagai masalah, setelah Boeing 737 Max 8 menjadi sorotan dunia lantaran mengalami dua kecelakaan fatal yang terjadi dalam rentang waktu yang tidak jauh.
Kedua kecelakaan tersebut menimpa maskapai Pesawat Lion Air JT610 yang terjadi pada 29 Oktober 2018 menewaskan 189 orang penumpang dan kru, serta kecelakaan Ethiopian Airlines ET302 pada 10 Maret 2019 dan menewaskan 157 orang.
Insiden ini membuat pesawat jenis 737 Max sempat dilarang beroperasi di banyak negara dan mau tak mau berdampak pada sektor penjualan. Hal inilah yang disebut sejumlah kalangan sebagai momentum Airbus untuk "meninggalkan" Boeing.
Paris Air Show sendiri secara tradisional bisa disebut sebagai ajang persaingan antara Airbus dan Boeing sebagai dua "raksasa" di pasar pesawat komersil.
Mereka memperebutkan "kue" bisnis senilai 150 miliar dolar AS per tahun, nilai yang menggiurkan, terutama bagi mereka, para pesaing Airbus dan Boeing yang belum mampu menggeser dominasi kedua perusahaan tersebut.