Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan Amerika Serikat (AS) dan Iran untuk duduk bersama guna meredakan ketegangan.
Hal itu terungkap dalam rapat tertutup darurat DK PBB di New York, Senin (24/6/2019) atas permintaan dari AS.
Iran yang bukan anggota dari Dewan Keamanan PBB tidak ikut serta.
Mengutip NHK, Selasa (25/6/2019), para anggota DK PBB mendiskusikan serangan tanker baru-baru ini dekat Selat Hormuz dan penembakan drone pengintai milik AS oleh Iran pada pekan lalu.
Duta Besar Kuwait bagi PBB, Mansour Al-Otaibi yang memimpin pertemuan tersebut, kemudian membacakan pernyataan tidak resmi yang menyerukan diadakannya dialog.
Baca: Miliki Narkotika, Mantan Suami Denada Ditangkap Polisi
Baca: Delegasi LSM Belanda Tinjau Pembinaan Warga Binaan di Lapas Narkotika Cipinang
Baca: Pengamat: Yang Dilakukan Kubu 02 Harus Diapresiasi Dalam Rangka Pembelajaran Demokrasi
Ia mengatakan Dewan Keamanan sepakat untuk mendesak pihak-pihak terkait menerapkan penahanan diri yang maksimal dan mengambil langkah serta tindakan guna mengurangi dan mengakhiri ketegangan.
Penjabat Duta Besar AS Jonathan Cohen menegaskan kembali klaim negaranya bahwa Korps Garda Revolusi Iran menembak jatuh wahana tak berawak tersebut di wilayah udara international.
Cohen menyampaikan kepada para wartawan bahwa Iran harus memahami, serangan-serangan tersebut tidak dapat diterima.
Duta Besar Iran bagi PBB, Majid Takht Ravanchi, membalas klaim AS dalam keterangan pers yang berbeda.
Ravanchi mengatakan tidak ada keraguan bahwa wahana tak berawak milik AS tengah terbang di atas wilayah perairan Iran saat itu ditembak jatuh.
Amerika keluarkan sanksi baru untuk Iran
AS mengeluarkan sanksi barunya yang menargetkan pejabat-pejabat senior Iran, termasuk pemimpin negaranya.
Presiden AS Donald Trump mengatakan Ayatollah Ali Khamenei bertanggung jawab penuh atas apa yang ia sebut perilaku bermusuhan Iran.
Trump menyatakan sanksi yang dikenakan melalui perintah eksekutif yang ditandatanganinya, akan menutup akses sumber dan dukungan finansial terhadap pemimpin tertinggi tersebut serta kantornya.
Sanksi tersebut juga berlaku untuk mereka yang berafiliasi dekat dengannya serta kantornya.
Menteri Keuangan AS mengatakan perintah baru tersebut akan mengunci miliaran dolar lagi pada aset-aset Iran dan semakin menekan negara itu.
Iran tengah mendapatkan sejumlah sanksi dari AS. Langkah ini semakin menambah ketegangan antara AS-Iran.
Iran kutuk sanksi baru AS
Iran mengutuk keras sanksi-sanksi baru AS.
Iran mengatakan, langkah tersebut menghapuskan solusi diplomatik antara kedua negara.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Seyyed Abbas Mousavi menulis twit pada hari Selasa (25/06/2019).
Ia menulis bahwa menerapkan sanksi tak berguna pada Pemimpin Tertinggi dan Menteri Luar Negeri Iran, bermakna jalan diplomasi telah tertutup secara permanen.
Ia juga menulis bahwa pemerintahan Trump yang sedang mengalami kesulitan, menghancurkan mekanisme internasional guna mempertahankan perdamaian dan keamanan dunia.