Terakhir, temuan pada aspek ekonomi dan kebijakan publik menekankan pentingnya menggunakan pendekatan localogy dalam mempertimbangkan perspektif eksternal untuk membangkitkan potensi ekonomi daerah.
Acara ini dihadiri oleh sekitar 100 peserta yang sebagian merupakan mahasiswa Jepang beserta pelajar Indonesia yang menempuh studi di Jepang.
"Pembahasan soal kawasan tertinggal seringkali terlewatkan, namun lewat acara ini banyak ilmu baru yang saya serap dari para ahli," tutur Thifali Adzani, mahasiswa master alumni ITB yang sedang menempuh pendidikan di Kyoto University dengan antusias.
Rangkaian acara hari pertama, Sabtu (29/6/2019) diawali oleh pemaparan dari Prof Akihisa Matsuno, dilanjutkan Yuri Sato selaku Executive Vice President IDE-JETRO dalam Bahasa Indonesia.
Acara ditutup oleh presentasi dari Muhammad Lutfi selaku Duta Besar Indonesia untuk Jepang 2010-2013 yang juga mantan Menteri Perdagangan di era Presiden SBY.
Muhammad Lutfi menekankan pentingnya membangun optimisme menyongsong Indonesia yang akan menjadi kekuatan ekonomi dunia terbesar ke-empat tahun 2045.
Momen acara ASSIGN juga digunakan oleh PPI Jepang untuk menerima dua guru peserta program Bantu Guru Melihat Dunia, sebuah program yang didedikasikan PPI Dunia untuk memberikan pengalaman internasional guru dalam mempelajari manajemen pendidikan di Jepang selama seminggu, bertempat di Kota Himeji.
Serta pemberian penghargaan PPI Jepang Omedetou Award untuk pelajar dan diaspora Indonesia yang berprestasi.
Hari ke-2, Minggu (30/6/2019) dilanjutkan dengan diskusi panel yang dihadiri oleh Anwar Sanusi selaku Sekretaris Jenderal Kemendesa, dan Davin Setiamarga dosen dari National Institute of Technology, Wakayama College, Jepang.
Pemaparan materi dari kedua narasumber sekaligus menutup rangkaian ASSIGN yang hasil akhirnya diharapkan dapat memberi dampak nyata kepada instansi terkait dalam pembenahan dan pengembangan kawasan tertinggal.
Tentang PPI Jepang dan ASSIGN
Berdiri sejak tahun 1953, bahkan lebih tua daripada hubungan diplomatik Indonesia-Jepang yang baru diresmikan pada tahun 1958, Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang (PPI Jepang) merupakan organisasi pelajar internasional terbesar dan tersebar di Jepang.
Jumlah total mahasiswa 5,495 orang berdasarkan data Japan Student Service Organization (JASSO) tahun 2017 dan tersebar di 37 dari total 47 perfektur yang ada di Jepang.
Selain berperan dalam menyebarkan kebudayaan Indonesia di Jepang, PPI Jepang juga merupakan organisasi berbasis intelektual yang bervisi memberikan kontribusi pemikiran untuk membangun Indonesia.