TRIBUNNEWS.COM - Ledakan bom membuat keceriaan pesta pernikahan yang berlangsung di kawasan timur Afghanistan menjadi memilukan.
Ledakan tersebut menewaskan lima orang.
Baca: Pencari Suaka Asal Afghanistan Merasa Aman Meski Jadi Gelandangan di Jakarta
Kelompok Taliban, yang sebelumnya berjanji bakal menurunkan korban dari masyarakat sipil, membantah bertanggung jawab dalam serangan yang berlangsung di Provinsi Nangarhar itu.
Kawasan yang berbatasan dengan Pakistan itu diberitakan juga menjadi sarang kelompok ekstremis lain.
Termasuk di antaranya Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Juru bicara pemerintah Nangarhar Attaullah Khogyani menuturkan, ledakan itu terjadi pada pukul 08.00 waktu setempat di distrik Pachiragam, dan merupakan bom bunuh diri.
"Sebagai hasilnya, lima orang tewas dan lebih dari 40 orang lainnya terluka," kata Khogyani dalam keterangan resmi sebagaimana dilansir AFP Jumat (12/7/2019).
Gubernur Distrik Pachiragam Hazarat Khan Khaksar mengatakan, korban tewas dari insiden itu berjumlah 14 orang dengan korban luka 14 orang.
Namun, dia menyebut jumlah itu bisa berubah.
Sementara Juru bicara rumah sakit di Nangarhar Zahir Adil menjelaskan setidaknya dua jenazah dan 11 korban luka telah dibawa ke rumah sakit pusat kota.
Ledakan itu terjadi setelah pembicaraan bersejarah antara Taliban dengan pemerintah Afghanistan sebagai bagian dari upaya Amerika Serikat (AS) mengakhiri perang.
Baca: Sebuah Distrik di Afghanistan Dibom, 19 Orang Tewas
Sebagai hasil dari pembicaraan yang berlangsung di Doha, Qatar, Taliban berjanji bakal mengurangi jumlah korban tewas dari kalangan sipil hingga "nol".
Sementara AS juga mengirimkan utusannya, Zalmay Khalilzad, untuk melakukan perundingan dengan Taliban yang dikabarkan berlangsung pada pekan lalu.
Penulis : Ardi Priyatno Utomo
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul : Bom Hantam Pesta Pernikahan di Afghanistan, 5 Orang Tewas