Dia bahkan mendapatkan penyakit kulit yang mematikan yang disebut Toxic Epidermal Necrolysis (TEN) yang hanya terjadi pada sekitar satu dari 1,3 juta orang.
Baca: Wapres Jusuf Kalla Sebut Angka Korupsi Belum Bisa Ditekan, KPK Singgung IPK Indonesia
Baca: Ketua DPR Imbau Kominfo Gandeng BSSN dan Bareskrim Polri Awasi Aplikasi Game Online
Selain itu, alih-alih mencoba untuk menyembuhkan Ashok, beberapa dokter spesialis termasuk ahli paru dan kepala ICU terus menyarankan perawatan End of Life kepada Ashok.
Yang pada dasarnya berarti membiarkan seorang pasien meninggal tanpa memberikan perawatan apa pun.
Mereka diduga melakukan ini untuk menutupi kejahatan rekan-rekan mereka dan rumah sakit.
Selanjutnya, keluarga Ashok hanya mengetahui tentang diagnosa dan perawatan yang salah pada November 2018 melalui ahli bedah saraf Dr LN Tripathy, yang mengatakan, kerusakan yang terjadi pada Ashok hampir tidak dapat dipulihkan.
Pada titik ini, otoritas rumah sakit Apollo Gleneagles mengatakan kepada keluarga Ashok untuk tidak melakukan pembayaran.
Mereka menawarkan untuk memindahkan Ashok ke Rumah Sakit Apollo di Chennai dan tawaran menutup semua biaya.
Keluarga Ashok menyetujui hal ini, tetapi rumah sakit tidak pernah membuat pengaturan untuk itu.
Akhirnya pada 26 Desember 2018, Ashok meninggal.
Ashok meninggal dunia dengan meninggalkan misteri.
Kematiannya diduga ada unsur kesengajaan dari pihak rumah sakit di tempat Ashok dirawat.
(Tribunnews.com/Anugerah Tesa Aulia)