TRIBUNNEWS.COM, SRINAGAR - Lima orang dilaporkan tewas dalam baku tembak yang terjadi di sepanjang perbatasan de facto wilayah Kashmir yang disengketakan, pada Kamis (15/8/2019).
Pertempuran sering terjadi di garis perbatasan yang disebut Line of Control (LoC), namun kematian lima orang dalam dua insiden baku tembak terakhir terjadi setelah Pakistan menyatakan kesiapan untuk menghadapi agresi India di Kashmir.
"Dalam upaya mengalihkan perhatian dari situasi genting di wilayah Jammu dan Kashmir yang dikuasai India, Angkatan Darat India telah meningkatkan penembakan di LoC."
"Sebanyak tiga tentara Pakistan telah tewas dan Angkatan Darat Pakistan merespons secara efektif," ujar militer Pakistan dalam pernyataan, Kamis (15/8/2019).
Baca: Diduga Makan Orang, Ternyata Isi Perut Buaya 6 Meter Isinya Sampah Plastik dan Jaring
Baca: Nenek 65 Tahun Lolos dari Dekapan Pria yang Memperkosanya, Pelaku Kabur Cuma Pakai Celana Dalam
Baca: Dua Pengedar Ganja di Lampung Utara Ini Teriaki Polisi Maling Saat Mau Ditangkap
"Sementara lima tentara India telah terbunuh, banyak yang lainnya terluka dan bungker telah rusak, dengan baku tembak masih berlanjut," lanjut pernyataan tersebut, tanpa menyebut secara pasti lokasi terjadinya insiden.
Belum ada konfirmasi segera dari pejabat India terkait insiden yang terjadi.
Sementara seorang pejabat senior di distrik Rawalakot, mengatakan, dua warga sipil telah tewas dan seorang lainnya luka oleh tembakan dari pasukan India di sepanjang LoC, dalam insiden yang terpisah.
Pejabat itu, Mirza Arshad Jarral, mengatakan, baku tembak yang terjadi antara militer kedua negara telah berlangsung sejak pagi.
Wilayah Kashmir di kaki pegunungan Himalaya telah menjadi sengketa India dengan Pakistan sejak kemerdekaan kedua negara pada 1947.
India memerintah wilayah Lembah Kashmir di selatan, sementara Pakistan mengendalikan wilayah Azad Kashmir di barat. Sebagian wilayah di utara yang berpenduduk sedikit berada di bawah kendali China.
Walau demikian, perselisihan untuk menguasai secara penuh wilayah Kashmir masih terus berlanjut.
Tercatat sudah dua kali perang pecah antara India dengan Pakistan untuk memperebutkan wilayah itu.
Sebelumnya, pada Rabu (14/8/2019), Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menuding otoritas India sedang merencanakan aksi militer ke Kashmir yang disengketakan, setelah penguncian dan pencabutan status otonomi khusus wilayah itu.
Khan pun kembali mengulang komentar yang membandingkan Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), organisasi nasionalis Hindu dan sayap kanan India, yang merupakan induk ideologis Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa, dengan Partai Nazi Jerman.