Selama dua tahun terakhir setelah kecelakaan tersebut, Laura belajar membaca, menulis, berbicara dengan runtut.
Ia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan hilangnya memori jangka pendek maupun jangka panjang yang dia alami.
Laura juga berjuang mengatasi rasa sakit yang terus hadir secara tiba-tiba.
Kala itu, dia benar-benar tak tahu bahwa dirinya telah menikah dengan seseorang dan menjadi seorang istri.
Laura menceritakan, ia melewati segala periode kemarahan dan depresi.
Dia merasa, banyak bagian dalam hidupnya yang telah terenggut begitu saja.
Dalam masa perjuangan untuk pulih, Laura berharap ingatannya akan kembali.
Segala kenangan-kenangan indah bersama Brayden akan masuk kembali ke dalam ingatannya.
Sayangnya, kala itu, hal tersebut belum terjadi pada Laura.
Hingga akhirnya, Laura memutuskan untuk membuat pilihan.
Dia tidak ingin tersiksa dalam kondisi yang tidak ia pilih dan ketahui.
Laura juga bertekad ingin mengubah hidupnya atas pernikahan yang sama sekali tidak diingatnya.
"Meskipun aku tidak benar-benar tahu siapa Brayden, aku melihat betapa baik dan sabarnya dia bersamaku," tulis Laura dalam unggahan Facebook-nya.
Laura mengungkapkan, Brayden adalah sosok yang manis, konyol, dan unik.