Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sebuah onsen (tempat pemandian air panas) di Yumura, Shin-Onsen-cho, Mikata-gun, Hyogo Jepang kini menjadi terkenal bukan hanya karena pernah dipakai sebagai lokasi drama geisha Yumechiyo, tetapi juga karena festival api yang dilakukan setiap musim panas.
"Anak-anak, turis lokal dan asing banyak berdatangan ke sini kemarin (24/8/2019) malam, syukurlah berkat festival api Yumura dan malam ini juga akan dilakukan kembali dengan menyalakan sekitar 100 tongkat api bulat tersebut," ungkap Okabe, seorang panitia festival kepada Tribunnews.com, Minggu (25/8/2019).
Aktivitas masyarakat Yumura dimulai sejak tahun 848 dan awal tahun 2000 jumlah penduduknya mulai berkurang.
Bersyukurlah lokasi yang indah itu dijadikan lokasi drama Yumechiyo Dairy, tahun 1985, sebuah drama televisi fiksi yang dibintangi Sayuri Yoshinaga sebagai geisha Yumechiyo, seorang yang selamat dari bom atom Hiroshima.
Obor api tersebut juga dinyalakan di sekitar Sungai Haruki yang mengalir melalui kota sumber air panas, dan mewarnai kota sumber air panas Yumura itu di malam hari dengan lingkaran cahaya yang fantastis.
Acara tradisional yang ditunjuk sebagai aset budaya kota.
Setelah matahari terbenam, ada doa Goma untuk api asli di Kuil Shopukuji di kota sumber air panas tersebut dan para peserta sedang menunggu obor satu demi satu.
"Geelongbo, Tarombo, Mooginonar Kanocoulombo," merupakan kata-kata nyanyian anak-anak termasuk doa atau mantera untuk menangkal Tenjiro dan Tarobo yang arogan, gandum-gandum, dan sebagainya, untuk menenangkan kekacauan mereka.
Saat melihat nyala api obor mengambang di malam yang gelap, para wisatawan mengagumi musim panas yang sedang berlangsung saat ini.
Nama 'Yumura' secara harfiah berarti 'desa sumber air panas', dan sumber air panas berperan penting di kota.
Mata air panas Yumura memiliki suhu tinggi 98 ° C, dan menghasilkan sebagian besar pariwisata kota.
Wisatawan berbondong-bondong ke mata air panas di akhir pekan untuk merebus telur (onsen tamago), jagung, dan ubi di air mendidih dan menikmati berendam di pemandian air panas.
Di masa lalu penduduk kota menggunakan mata air panas untuk memasak sehari-hari.