Atas kejadian ini, pejabat kehutanan setempat juga sedang mencari solusi untuk masalah yang kerap terjadi di wilayah Benggala Barat.
Pada tahun 2015 dan 2016, kereta juga sempat dibatasi kecepatannya hingga 25 kilometer per jam untuk mengurangi jumlah kecelakaan kereta dengan gajah.
Tidak lama kemudian, batas kecepatan dinaikkan menjadi 50 kilometer per jam pada siang hari.
Namun, meskipun pemeriksaan dan pembatasan batas kecepatan sering dilakukan, kereta api di rute Banarhat-Nagrakata terus membuat gajah terbunuh.
Hal serupa juga pernah terjadi di India, tepatnya di Bengal Barat.
Baca: Beredar Video Viral Demo Damai di Jogja Sampai Sungkem Polisi, Kontras dengan Demo Ricuh di Jakarta
Baca: Viral Pemandangan Pilu Istri Bawa Suami ke Rumah Sakit dengan Troli, Idap Paru-paru Kronis 14 Tahun
Seekor gajah jantan dewasa tewas tertabrak kereta api yang tengah melaju pada 5 Maret 2013 lalu.
Gajah dewasa tersebut tertabrak kereta api Guwahati Somporkkanti Express, saat hendak menyeberangi rel yang melitasi hutan Buxa Tiger, beberapa kilometer dari Alipurduar, India timur laut.
Dikutip dari Kompas.com, hutan tempat gajah itu tertabrak berada di dalam Taman Nasional Buxa, yang berada di perbatasan India-Bhutan.
Hutan yang sebenarnya adalah hutan lindung untuk harimau ini juga menjadi jalur migrasi gajah antara India dan Bhutan.
Hal ini menyebabkan lokasi ini menjadi salah satu titik berbahaya bagi masinis kereta api.
Kejadian tragis serupa juga pernah terjadi di wilayah Negara Bagian Orissa, India.
Pada Desember tahun 2012, lima ekor gajah mati tertabrak kereta api yang tengah menyeberang rel bersama kelompok mereka.
(Tribunnews.com/Whiesa)(Kompas.com)