TRIBUNNEWS.COM - Seorang jurnalis Indonesia terkena peluru karet dari polisi Hong Kong saat tengah meliput aksi demo.
Veby Mega Indah saat itu tengah meliput aksi demonstrasi yang berlangsung sejak Juni lalu.
Pantulan peluru karet yang ditembakkan polisi setempat menembus kacamata pelindungnya dalam bentrokan yang terjadi pada Minggu (29/9/2019).
Baca: Kemlu Pastikan Kawal Insiden Jurnalis WNI yang Tertembak di Hong Kong
Baca: Kemlu Beri Pendampingan kepada Jurnalis asal Indonesia yang Tertembak di Hong Kong
Dikutip dari Kompas.com, polisi Hong Kong menembakkan peluru karet ke arah demonstran dan jurnalis di bawah jembatan kawasan Wan Chai.
Pengacara Michael Vidler mengatakan bahwa peluru tersebut menembus kacamata Veby Mega Indah dari jarak 12 meter dan melukai kedua matanya.
Veby lantas segera dilarikan ke rumah sakit.
Rabu (2/10/2019) lalu, dokter menyatakan bahwa Veby akan kehilangan penglihatan di salah satu matanya.
Saat insiden tersebut terjadi, Veby bersama wartawan lainnya menggunakan rompi bertuliskan "press".
Ia juga mengungkapkan jika sebelum penembakan, salah seorang jurnalis berteriak agar tidak menembak karena mereka wartawan.
Konsulat Indonesia di Hong Kong yang mengetahui hal tersebut meminta WNI untuk menghindari Wan Chai dan area lain yang menjadi titik demonstrasi.
Direktur Migrant Care Anis Hidayang mengatakan pemerintah setempat harus bertanggung jawab atas insiden yang menimpa Veby.
"Pemerintah Indonesia melalui konsulat di Hong Kong harus mengambil langkah tegas menginvestigasinya," ujar Anis kepada The Jakarta Post.
Baca: AJI Jakarta Kecam Insiden Jurnalis Indonesia Jadi Korban Penembakan di Hong Kong
Baca: Kemlu Beri Pendampingan kepada Jurnalis asal Indonesia yang Tertembak di Hong Kong
Dilansir Kompas.com pada Minggu (29/9/2019), Veby merupakan jurnalis Suara, media lokal Hong Kong berbahasa Indonesia.
Pelaksana Tugas (Plt) direktur Perlindungan WNI Kemenlu Yudha Nugraha mengatakan bahwa Veby sudah dalam kondisi stabil.
"Ibu Veby dalam kondisi stabil dan saat ini sudah dipindahkan dari ruang intensif opthamology, setelah dijahit kelopak matanya yang sobek, ke ruangan biasa untuk istirahat," kata Yudha ketika dihubungi Kompas.com, Minggu (29/9/2019).
Ia menambahkan bahwa berdasarkan keterangan dokter, Veby tak perlu dioperasi.
Perawatan lanjutan terhadap Veby tetap dilakukan.
Terkait insiden yang menimpa Veby, menurut keterangan dari korban, Veby terkena pantulan peluru karet.
"Berdasarkan keterangan Ibu Veby, yang bersangkutan saat kejadian sedang meliput aksi demonstrasi dan terkena peluru karet yang bouncing," ungkapnya.
Yudha juga mengatakan bahwa pihak Konsulat jenderal Republik Indonesia atau KJRI Hong Kong akan terus mendampingi dan membantu Veby.
Yudha menuturkan bahwa KJRI Hong Kong juga telah meminta aparat setempat menyelidiki peristiwa tersebut.
"KJRI Hong Kong telah berkomunikasi dengan otoritas Hong Kong mengenai kronologis dan meminta penyelidikan lebih lanjut mengenai kejadian ini," tutur Yudha.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jurnalis Indonesia yang Terkena Peluru Karet di Hong Kong Berangsur Membaik "
(Tribunnews.com/Renald)(Kompas.com/Ardi Priyatno Utomo/Devina Halim)