Anak pandai, kok dinikahkan dengan sopir truk.
Ibu-ibu, tak ada yang hina menikah dengan sopir truk.
Kita semua adalah hamba yang belum tentu mulia juga di hadapan Allah.
Zuraina mengaku statusnya itu merupakan curahan hati, betapa dia begitu membanggakan suaminya, yang dinikahinya pada 17 Agustus 2019 lalu.
Zuraiha merupakan lulusan S2 di Universitas Pendidikan Sultan Idris Tanjung Malim, Perak, Malaysia.
Dia mengaku sudah mengenal suaminya sejak di SMA, 10 tahun lalu.
"Saya meneruskan ke perkuliahan. Sementara dia tidak bernasib baik,"
"Selepas SMA, dia bekerja serabutan di kampung. Dia kemudian menjadi sopir truk, dari awalnya mengantar barang di kawasan setempat, kemudian keluar dari kampung, saat kami tunangan Januari lalu," ujar Zuraiha, yang kini bekerja menjadi guru.
Ia mengatakan, cibiran soal pernikahannya itu mulai bermunculan saat dia masih berpacaran.
Bahkan, hendak menikah pun, ada kerabat yang mempertanyakan keputusannya.
"Ada sepupu tanya kenapa saya tidak menikah saja dengan guru lain atau teman kuliah. Itu ditanyakan 24 jam sebelum saya menikah,"
"Saat resepsi, ada tetangga kampung tanya ke ayah dan ibu saya, kenapa saya ini punya gelar master tapi dinikahkan dengan sopir truk. Tak pantas kata mereka,"
"BIla ada yang bertanya soal suami saya, saya akan bangga bilang kalau suami saya sopir truk. Jodoh adalah ketentuan Tuhan," ujar Zuraiha.
Zuraiha juga memastikan kalau keluarganya tak meminta uang hantaran yang tinggi.