"Saya bersyukur dan terharu, karena keluarga saya minta uang hantaran sesuai kemampuan keluarga laki-laki,"
"Keluarga suami kemudian memberi kami Rp 27 juta, nilai yang melebihi ekspektasi saya," kata Zuraiha.
Zuraiha mengatakan, meski suaminya sopir truk tapi gaji bulanannya lebih besar darinya.
"Jangan pandang rendah pekerjaan sopir truk. Kami sekeluarga menerima dia seadanya, karena sikapnya yang tanggungjawab, penyabar, dan suka membantu,"
"Bagi saya menikah itu tak perlu lihat taraf pendidikan,"
"Yang wajib dalam pernikahan itu hanyalah mas kawin. Kami pun menikah secara sederhana. Yang penting adalah calon suami kita itu bisa jadi kepala keluarga yang bertanggungjawab," ujarnya. (*)