Kini doa keluarga Nurse terjawab sudah, Miché dipersatukan kembali dengan orangtua kandungnya di kantor polisi dengan bantuan pekerja sosial.
"Mereka memeluk saya erat-erat dan mulai menangis," kata Miché. Tapi ia merasa tidak nyaman, seperti ada sesuatu yang salah.
"Saya berkata dalam hati, 'Jalani saja, karena kan yang malu adalah orang-orang yang menculikmu,'" tuturnya. "Ini menyedihkan, karena saya merasa tidak merindukan orangtua sendiri."
Hati Miché bergejolak. Di satu sisi ia merasa berbahagia bisa berkumpul dengan orang tua kandung yang sudah lama mencarinya. Namun di sisi lain, orangtua yang mengasuhnya menderita dan yang satunya berada di balik jeruji.
Persidangan Lavona Solomon di pengadilan tinggi Cape Town dimulai pada Agustus 2015. Baik Miché maupun orang tua kandungnya berada di sana untuk mendengarkan kesaksian Lavona.
Sepanjang persidangan, Lavona Solomon membantah telah melakukan penculikan. Di persidangan, ia mengungkapkan berbagai upayanya agar bisa hamil, beberapa kali mengalami keguguran, dan keinginannya untuk mengadopsi anak.
Lavona juga menyebutkan bahwa ia ditawari bayi oleh seorang perempuan bernama Sylvia yang melahirkan lewat proses bayi tabung. Sylvia mengatakan kepada Lavona bahwa bayi itu milik seorang gadis muda yang tidak tertarik untuk menjaganya dan ingin bayi itu diadopsi. Namun nama Sylvia tidak pernah ada.
Lebih jauh, hampir 20h tahun setelah insiden itu berlalu, seorang saksi ingat pernah melihat perempuan berpakaian perawat membawa bayi Zephany pergi ketika Celeste berbaring tidur. Hakim menyimpulkan banyak bukti yang dihadapkan kepadanya.
Pada 2016, Lavona Solomon dijatuhi hukuman 10 tahun penjara atas kasus penculikan, penipuan dan melanggar Undang-Undang Anak-Anak. Hakim mengkritiknya karena tidak menunjukkan penyesalan selama persidangan.
"Saya rasanya mau mati," kata Miché. "Saya berkata dalam hati, 'Bagaimana saya bisa mengatasinya? Bagaimana saya bisa menjalani hidup tanpa ibu yang setiap saat bersama saya ?'"
Belakangan pada tahun-tahun tersebut, Miché menjenguk Lavona di penjara dan bisa berbicara dengannya untuk pertama kalinya sejak para pekerja sosial tiba di sekolahnya.
"Saat pertama kali menjenguknya, saya hanya bisa melihatnya dari balik jendela" kata Miché. "Dan saya melihat ibu saya mengenakan pakaian tahanan wanita dan hati saya hancur. Saya menangis."
Miché benar-benar ingin mengetahui kebenaran, untuk mencari tahu apa yang terjadi pada hari Lavona membawanya dari ibu kandungnya yang terbaring di rumah sakit.
Saya mengatakan kepadanya (Lavona) "Sangat menyakitkan, ketika mengetahui bahwa saya bukan darah dagingmu - bahwa saya sebenarnya milik orang lain, dan bahwa kau telah merampas segala kemungkinan dan mengubah seluruh takdir saya.
Bagaimana saya bisa mempercayaimu saat Anda berbohong kepada saya, mengatakan bahwa saya adalah anak Anda? Anda merusak kepercayaan. Anda harus berterus terang jika Anda ingin tetap memiliki hubungan dengan saya. "
"Dan ia mengatakan, 'Suatu hari, saya akan memberitahumu.'
"Ia masih bersikeras bahwa ia tidak melakukannya, tapi saya rasa ia melakukannya."
Namun, Miché mengatakan dirinya tidak menyimpan dendam.
"Memaafkan bisa menyembuhkan hatimu," kata Miché. "Hidup harus terus berjalan. Ia tahu bahwa saya memaafkannya, dan ia tahu bahwa saya masih menyayanginya."
Kini empat tahun sudah Miche menemukan kebenaran. Ketika ia memasuki usia ke 18 pada akhir April 2015, ia mempertimbangkan untuk pindah dan tinggal dengan salah satu orang tua kandungnya, tetapi kemudian ia memutuskan untuk tidak melakukannya.
"Mereka bercerai, keluarga itu kacau balau," tutur Miché. "Jadi saya membuat keputusan yang jelas - kembali bersama Michael (ayah adopsi), yang membuat saya nyaman, yaitu berada di rumah saya."
Miché berjuang untuk membangun hubungan dengan orangtua kandungnya, dan mengatakan bahwa kadang-kadang ia bahkan membenci mereka karena telah menjauhkan "ibunya".
Ia masih mengunjungi Lavona di penjara di Worcester, yang berjarak sekitar 120 km dari tempat tinggalnya, namun harus ditempuh dengan perjalanan panjang, terutama karena ia kini sudah mempunyai anak dua.
Lavona Solomon akan dibebaskan enam tahun lagi dan Miché sering berharap waktu akan berjalan lebih "cepat". Ia masih tinggal di rumah keluarganya, dan menunggu "ibunya" kembali.
Mungkin mengejutkan, Miché Solomon memilih untuk memakai nama saat ia dibesarkan, bukan ketika dilahirkan. Namun, meski didera dari malapetaka psikologis saat mengetahui bahwa ibu yang membesarkannya adalah penculiknya, ia telah berdamai dengan dua identitasnya.
"Pada awalnya saya benci nama Zephany -nama yang disematkan saat ia lahir-," kata Miché.
"Nama Zephany penuh penderitaan dan luka, namun ia mengandung kebenaran dan Miché, adalah sebuah kebohongan. Jadi saya sudah berhasil menyeimbangkan kedua nama. Anda bisa memanggil saya Zephany atau Miché, tidak masalah."