Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK - Selama pelaksanaan KTT ke-35 ASEAN di Bangkok, Thailand, Indonesia terus mendorong penyelesaian perundingan kerjasama ekonomi regional atau Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
Saat menghadiri KTT ke-16 ASEAN-India dan dihadiri Perdana Menteri India Narenda Modi di Impact Exhibition and Convention Center, Minggu (3/11/2019) kemarin Jokowi mendorong selesainya RCEP.
"RCEP penting bagi ASEAN. Saya yakin RCEP juga penting bagi India dan merupakan salah satu manifestasi 'Act East Policy' India," kata Presiden.
Terlebih hari ini, Senin (4/11/2019) merupakan hari terakhir KTT ke-35 ASEAN. Diharapkan ada kabar baik dari perundingan RCEP.
Presiden Jokowi menyatakan memang tidak mudah melakukan negosiasi di antara 16 negara. Meski demikian, semua negara memiliki keinginan yang sama agar RCEP dapat diselesaikan dan dirasakan manfaanya oleh rakyat.
"Semua negara ingin memastikan bahwa RCEP akan membawa manfaat bagi rakyat kita. Saya yakin RCEP akan membawa kerja sama yang saling menguntungkan bagi kita semua. RCEP harus kita pastikan menjadi suatu win-win cooperation. Oleh karena itu, saya mengharapkan agar India masih tetap akan bersama dengan kita di dalam RCEP demi keuntungan kita bersama," imbuh Jokowi.
Untuk diketahui para kepala negara Asia Tenggara membahas langkah strategis terkait RCEP untuk membantu masalah perlambatan ekonomi global yang terjadi sejak perang dagang AS dan China.
Asosiasi yang terdiri dari negara Asia Tenggara ini berharap RCEP bisa segera difinalisasi.
Saat ini, posisi India belum positif di RCEP. India belum bersedia membuka industri utama mereka untuk impor China dengan harga yang lebih murah.