TRIBUNNEWS.COM, MANILA -- Bahareh Zare Bahari (31) asal Iran, tertahan dan tinggal di Bandara Ninoy Aquino Manila sejak 17 Oktober lalu.
Peserta Ratu Intercontinental 2018 di Manila ini, tak bisa kembali ke negaranya.
Lantaran, Interpol mengeluarkan Red Notice atau pemberitahuan merah atas permintaan pemerintah Iran.
Sejak 2014 ia meninggalkan Iran dan menempuh pendidikan dokter gigi di Filipina, dirinya sering menyuarakan suara rakyat seperti isu-isu terkait wanita.
Dikutip dari The Guardian Sabtu (9/11/2019), Bahari dituduh telah memprovokasi publik dengan melemparkan kritik pada pemerintahan Iran.
Baca: Pramugari Ini Beri ASI untuk Bayi Penumpang yang Kehabisan Susu Formula di Pesawat
Bahari menceritakan keadaannya, ia sangat khawatir dihukum dan dipenjara oleh rezim.
Selama 3 mingguan lebih di bandara, aktris dan model ini harus rela tidur di ruangan dengan lampu yang terus menyala dan mencuci di kamar mandi umum.
"Rambut saya mulai rontok karena stres. Mental saya sakit sekali," ungkapnya.
Penderitaan tak sampai di situ, ia juga harus menghadapi tuduhan telah menyerang seorang warga negara Iran saat di Filipina.
Namun, Bahareh membantah tuduhan tersebut saat diwawancarai The Telegraph.
"Itu semua kebohongan besar," kata dia.
Dia sangat berharap, pemerintah Filipina dapat memberikannya suaka, meminta penjagaan khusus serta tempat tinggal yang aman.
"Situasi saya tidak aman di sini. Siapa saja dapat memerintahkan untuk membunuh saya di Filipina," ujar Bahari.
Pemerintah Filipina pun akhirnya angkat bicara. Melalui wakil dari Departemen Kehakiman Filipina, Markk Perete mengatakan, pihaknya hanya menjalankan tugas dari pemberitahuan itu.
"Kami tidak tau apa-apa atas dugaan penyerangan itu. Kami menjalankan tugas dari pemberitahuan interpol," kata Markk.