TRIBUNNEWS.COM, CAPE TOWN - Seorang guru sejarah di sekolah top khusus putra di Afrika Selatan dituduh telah tidur dengan lima murid.
Fiona Viotti yang juga pelatih polo air dilaporkan sudah menikah, dan diduga melakukan "pelanggaran seksual" berdasarkan penyelidikan.
Guru berusia 30 tahun itu mengajar di sekolah top Bishops Diocesan College di Cape Town antara 2013 hingga 2019.
Dilansir News24 via New York Post, Viotti dituduh telah tidur dengan lima murid, dan mengirim foto tak senonoh ke anak didiknya.
Baca: 5 Fakta Nella Kharisma Didera Isu Selingkuhi Suami Bupati Kediri, Ini Dugaan Motif Pelaku
Baca: Akui Bekap Karen Pooroe, Arya Satria Claproth: Dia Mau Bunuh Diri karena Selingkuh
Bahkan, sejumlah foto dan video mantan model sekaligus bintang polo air itu sampai beredar di situs porno Pornhub.
Viotti memutuskan untuk mengundurkan diri pada Oktober lalu, setelah dia disebut mempunyai hubungan dengan siswa 18 tahun.
Dalam penjelasan sekolah asrama di Afrika Selatan itu, Viotti diduga juga terlibat hubungan dengan sejumlah siswa lainnya.
Kepala Sekolah Guy Pearson yang mengumumkan hasil investigasi Senin (2/12/2019) menuturkan, Viotti tak bisa dikenai sanksi karena dia sudah keluar.
Penyelidikan itu dipimpin oleh pengacara independen, dan melakukan wawancara terhadap puluhan siswa, staf sekolah, hingga orangtua murid.
Pengacara Viotti, William Booth, kepada The Times of London mengatakan, kliennya sangat terguncang dengan kasus tersebut.
Sebab, dia tak menyangka jika video dan foto yang dia bagikan bisa sampai masuk situs porno. Dia dan suaminya dilaporkan sudah pindah.
"Dia tidak dalam posisi untuk memberikan keterangan. Juga, ini bukanlah sebuah kasus kriminal," tegas Booth.
Baca: Akui Bekap Karen Pooroe, Arya Satria Claproth: Dia Mau Bunuh Diri karena Selingkuh
Dia merujuk kepada fakta bahwa semua murid yang diduga berhubungan dengan Viotti berusia di atas 16 tahun, umur yang menjadi perhatian penegak hukum.
Sekolah menjelaskan, belum ada yang melayangkan laporan pidana dengan orangtua siswa sudah mendapat penjelasan soal hak mereka.
"Atas nama sekolah, kami sangat sedih dengan kejadian ini dan berkomitmen memastikan kesehatan mental mereka yang terdampak tertangani," ujar Pearson.