Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kasus terbesar dalam sejarah perbankan Jepang, seorang bankir wanita Akiko Okumura dari Shiga Bank yang dipercaya pegang bagian deposito, berhasil menggelapkan uang banknya hampir 900 juta yen.
Pada 21 Oktober 1973, Akiko Okumura (42 tahun pada waktu itu), seorang karyawan senior dari cabang Yamashina Bank Shiga, ditangkap dengan tuduhan penggelapan selama enam tahun dan dilakukan 1300 kali penggelapan sertifikat deposito berjangka orang lain di banknya.
Uang hasil penggelapan sebagian besar berkontribusi pada seorang mantan pengemudi taksi yang berusia 10 tahun di bawah nya yaitu Motoji Yamagaya (32 tahun waktu itu) yang sangat suka berjudi.
Nilai 900 juta yen (angka tepatnya adalah 893.964.611 yen) tahun 1970-an itu, saat ini adalah sekitar 4,5 miliar yen, atau sekitar 5 kali lipat.
Okumura lahir di Kitauchi-gun, Osaka pada Desember 1930. Anak bungsu dari tiga bersaudara. Keluarga itu kemudian pindah ke Sakyo-ku Kyoto, dan Okumura lulus dari Horikawa Takao.
Okumura bergabung dengan cabang Kyoto Shiga Bank lalu pada musim semi 1965, Okumura, yang bekerja di cabang Kitano, berusia 35 tahun, tetapi pada saat itu ia bertemu Motoharu Yamagata (25 saat itu) yang menyetiri taksinya.
Okumura ditransfer ke cabang Yamashina sebagai petugas tabungan.
Pada musim semi 1966, Okumura tiba-tiba ketemu sopir Yamagata kembali di dalam bus.
Lalu Yamagata mengundang Okumura untuk minum teh dan berbicara ke kedai kopi di pintu keluar selatan Keihan Sanjo.
Keduanya akhirnya terlibat beberapa kali makan bersama dan Okumura benar-benar jatuh cinta kepada Yamagara.
Pada awalnya, Yamagata minta pinjam uang 5.000 hingga 10.000 yen, dan baginya itu seperti permintaan pacar yang manis, belum terpikirkan oleh Okumura.
Lama-lama minta uang lebih besar lagi dengan memberikan harapan, kalau menang judi semua uang buat Okumura buat kebahagiaan bersama.
Lama kelamaan Yamagata menginginkan beli mobil buat bersama sehingga tak perlu antar Okumura pakai bis lagi.
Dari situlah Okumura mulai mencoba memalsukan formulir tarik uang deposito berjangka satu juta yen dengan pikiran di akhir jatuh tempo dia bisa kembalikan lagi uang bank tersebut.