Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Data Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan Jepang mencatat, dari sekitar 300.000 tengkorak warga Jepang di dalam laut, baru 12 tengkorak yang diangkat di Indonesia dan ribuan lain di banyak negara.
"Tengkorak warga Jepang itu umumnya korban Perang Dunia II saat kapalnya dihancurkan pihak Amerika Serikat lalu tenggelam dan meninggal di laut dan tulangnya ada di dasar laut paling dalam," ungkap sumber Tribunnews.com, Minggu (22/12/2019).
Pihak kementerian berusaha untuk mempromosikan pengumpulan tulang yang tertinggal di kapal perang dan kapal-kapal transportasi pribadi di luar negeri selama perang.
Baca: Kesaksian Ketua Asosiasi Uighur Jepang: China Lakukan Kejahatan Seperti Nazi
Baca: Jelang Pertemuan PM Jepang di China, Manhole pun Disegel Polisi
Meskipun hasilnya lamban dalam beberapa tahun terakhir karena aspek biaya, teknologi, dan keselamatan, dapat diabaikan bahwa sementara teknologi penyelam telah semakin meningkat baik.
Korban perang yang tewas telah terluka, seperti foto-foto yang ditemukan masih tersebar di internet.
"Pihak kementerian akan mempertimbangkan langkah-langkah nyata pada musim panas mendatang (2020), yang akan menjadi 75 tahun setelah perang," ujarnya.
Menurut pihak kementerian sekitar 2.290 kapal dan pasukan Angkatan Laut yang merekrut warga sipil untuk membawa pasukan dan pasokan, telah dibom oleh pasukan AS dan tenggelam di banyak negara.
Ada sekitar 300.000 yang tersisa tengkoraknya belum diangkat dari dalam laut dan hanya sekitar 1.120 yang telah dikumpulkan sejauh ini.
Baca: Lebih dari Sepertiga Anggaran Jepang Tahun 2020 Dialokasikan untuk Kesejahteraan Sosial
Baca: Badan Intelijen Jepang Minta Masyarakat Waspada karena Jadi Target Empuk Terorisme Jelang Olimpiade
Dalam 50 tahun sejak perang, kegiatan pengumpulan intensif telah dilakukan di Kepulauan Truck di Pasifik Tengah (sekarang Kepulauan Chuuk, Negara Federasi Mikronesia), yang merupakan pangkalan armada.
Sebanyak 47 tengkorak dibawa kembali pada tahun 1994-1995, tetapi hanya ketika ada informasi tentang penemuan tulang dari lapangan.
Kemudian hanya 12 tulang yang dikumpulkan di Indonesia dan 4 tulang dikumpulkan di Kepulauan Truck.
Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan Jepang telah mengindikasikan bahwa banyak dari kapal yang tenggelam dalam, dan sulit untuk mengambil sisa-sisa dan mengumpulkan tengkorak dari penyelam dari sudut pandang teknis dan keselamatan.
Baca: Wakil Mendagri Jepang Bocorkan Rahasia, Menteri Sanae Serahkan 3 Bulan Gajinya kepada Pemerintah
Baca: Sebut NHK Sama Dengan Yakuza, Wakil Presiden Senior Pos Jepang akan Dikenakan Sanksi Administrasi
Baru-baru ini, penyelam menemukan sisa-sisa di Aikuni Maru, sebuah kapal transportasi yang tenggelam pada kedalaman 50-70 meter di Kepulauan Truck.