TRIBUNNEWS.COM - Tanggal 31 Desember bukan hanya tanggal terakhir di kalender sebelum berganti ke tahun yang baru.
Ada beberapa kejadian yang terjadi di tanggal tersebut.
Bahkan satu diantaranya tercatat dalam tinta kelam sejarah.
Sebut saja seperti pembubaran Verenigde Oostindische Compagnie alias VOC yang mengubah 'cengkraman baru' Belanda terhadap bangsa Indonesia.
Selain itu, 31 Desember juga merupakan hari spesial bagi musisi campursari, Didi Kempot.
Berikut ulasan lengkap kejadian-kejadian di 31 Desember:
Baca: Pakar Bongkar Ekspresi Wajah Pelaku Penyiraman Novel saat Teriak 'Dia Pengkhianat'
Kelahiran Didi Kempot
Dikutip dari Tribunnewswiki, pria bernama lengkap Didi Prasetyo yang dikenal dengan nama Didi Kempot merupakan penyanyi bergenre campursari.
Didi Kempot lahir di Solo, Jawa Tengah pada 31 Desember 1966.
Ia merupakan putra dari pelawak di Kota Solo, Ranto Edi Gudel (almarhum), yang dikenal bernama Mbah Ranto.
Didi Kempot juga saudara pelawak senior yaitu Mamik Podang.
Penyanyi yang terkenal dengan lagu Stasiun Balapan ini sejak kecil menikmati kehidupan di Surakarta.
Hingga saat ini Didi Kempot menjadi penyanyi campursari kebanggan kota kelahirannya.
Didi Kempot diketahui tidak menamatkan bangku sekolah.
Saat berada di bangku SMA, Didi Kempot memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikannya.
Hal tersebut dilakukan karena Didi Kempot terpengaruh perkataan ayahnya.
Pada saat itu, ayah Didi Kempot mengatakan seniman tidak memerlukan sekolah tinggi, yang terpenting adalah praktek.
Sejak kecil, Didi Kempot dikenal sebagai anak yang nekat dan berani.
Didi Kempot mengawali karier sebagai musisi jalanan atau pengamen.
Sekitar 1984, Didi Kempot mulai menekuni profesi sebagai pengamen di Solo.
Dua tahun kemudian, Didi Kempot dan teman-temannya merantau ke Jakarta.
Saat berada di Jakarta, Didi Kempot mengontrak rumah bersama teman-temannya.
Didi Kempot justru mengamen dan mengawali karier dari nol.
Sebuah keberuntungan berpihak pada Didi Kempot, pada saat itu, seorang produser mengajaknya masuk ke dapur rekaman.
Didi Kempot memiliki ciri khas pakaian khas Jawa yang dilengkapi blangkon.
Sejak saat itu Didi Kempot mulai muncul di televisi nasional membawakan lagu campursari.
Meski telah lebih dari 30 tahun menjadi penyanyi campursari, pamor Didi Kempot di kalangan anak muda di sekitar Jawa Tengah dan Jawa Timur masih tinggi.
Eksistensi Didi Kempot menjadi seorang musisi terbilang 'tahan banting'.
Beberapa bulan terakhir, Didi Kempot kembali naik daun di kalangan anak muda.
Kalangan anak muda menyebut Didi Kempot sebagai 'Sobat Ambyar'.
Tak hanya itu, terdapat sebutan 'Sad Boy' dan 'Sad Girl' untuk para penggemar Didi Kempot.
Didi Kempot juga diberi sebutan spesial sebagai Godfather of Broken Heart.
'Lord Didi' menjadi panggilan baru Didi Kempot yang dibuat oleh penggemar Didi Kempot.
Hal tersebut karena lagu-lagu Didi Kempot yang menceritakan tentang kesedihan dan kisah patah hati.
Baca selengkapnya profil Godfather of Broken Heart di sini.
Baca: Tepat di Tahun Baru 2020, Rafflesia Terbesar di Dunia akan Mekar, Ini Fakta-fakta Menariknya
Film Loetoeng Kasaroeng
Dirangkum dari wikipedia.org, Loetoeng Kasaroeng merupakan film pertama yang diproduksi di Indonesia dan rilis pada 1926.
Film bisu ini diproduksi oleh NV Java Film Company.
Dibintangi aktor-aktris pribumi, Loetoeng Kasaroeng disutradari dua orang Belanda, G Kruger dan L Heuveldorp.
Loetoeng Kasaroeng diputar perdana di Kota Bandung di Bioskop Metropole dan Majestic.
Pemutaran film ini berlangsung 31 Desember 1926 hingga 6 Januari 1927.
Film Loetoeng Kasaroeng tercatat pernah di-remake dua kali, yaitu tahun 1952 dan 1983.
Mohammad Hisar Silalahi dalam tulisannya yang dipublikasikan Kompasiana.com berjudul Loetoeng Kasaroeng, Film Pertama Indonesia Tahun 1926 memiliki pesan yang mendalam untuk penontonnya.
Film ini membawa nilai-nilai antara lain nasehat yang pada intinya janganlah memandang sesuatu hanya dari kulitnya saja.
Film Loetoeng Kasaroeng berkisah tentang perjalanan Sanghyang Guruminda dari Kahyangan yang diturunkan ke Buana Panca Tengah (Bumi) dalam wujud seekor lutung.
Dalam perjalanannnya di bumi, Loetoeng bertemu dengan putri Purbasari Ayuwangi yang diusir oleh saudaranya yang pendengki, Purbararang.
Loetoeng Kasaroeng adalah seekor mahluk yang buruk rupa.
Namun pada akhirnya ia berubah menjadi seorang pangeran yang kemudian mengawini Purbasari. Selanjutnya mereka memerintah Kerajaan Pasir Batang dan Kerajaan Cupu Mandala Ayu.
Baca: Medina Zein Positif Konsumsi Narkoba, Berikut Hal-hal yang Perlu Diketahui soal Amfetamin
VOC dibubarkan
Dikutip dari pemberitaan Kompas.com pada 28 Agustus 2019, Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) resmi dibubarkan pada 31 Desember 1799.
Pembubaran VOC disebabkan praktik korupsi yang dilakukan pegawainya, biaya perang, ketatnya persaingan dagang, dan besarnya gaji pegawai.
Pemerintah Belanda mulai mengambil alih kendali kepulauan Nusantara yang sejak 1800-an dikenal dengan nama Hindia Belanda.
VOC sendiri didirikan pada 20 Maret 1602 yang bertujuan memonopoli aktivitas dagang di Asia.
Pada 1603, VOC mendapatkan izin untuk mendirikan kantor perwakilan di Banten. Namun, Pieter Both, Gubernur Jenderal pertama VOC memindahkan kantor ini ke Jayakarta (Batavia).
Sejak itu, VOC mulai memainkan pengaruhnya di bidang perdagangan ke berbagai wilayah di Indonesia.
Cara yang dilakukan adalah melakukan tekanan terhadap bangsa non-Belanda yang mencoba berdagang dengan penduduk.
Kala itu, Kepulauan Nusantara belum berada di bawah kendali pemerintah Belanda, melainkan VOC.
VOC meski hanya sebuah perusahaan tetapi mendapatkan banyak keistimewaan dari pemerintah Belanda salah satunya boleh membentuk tentara sendiri.
Ribuan tentara ini yang kemudian digunakan VOC untuk mengendalikan kepulauan Nusantara yang luas ini.
Baca selengkapnya serba serbi Verenigde Oostindische Compagnie di sini
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(Tribunnewswiki/Afitria Cika)(Kompas.com/Aswab Nanda Pratama)