News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Komandan Pasukan Elit Iran Tewas

Ragam Reaksi Dunia Terhadap Pembunuhan Mayor Jenderal Iran oleh Militer AS

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Qasem Soleimani

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Para pemimpin dunia bereaksi atas serangan militer Amerika Serikat (AS) terhadap komandan pasukan Quds, sayap dari kesatuan elite Garda Revolusi, Mayor Jenderal Qasem Soleimani dan delapan orang lainnya oleh senjata drone militer AS, di Irak, Jumat (3/1/2020) lalu.

Soleimani tewas bersama pemimpin paramiliter Irak Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis, dan enam orang lainnya akibat serangan drone.

Banyak pimpinan dunia menyerukan agar AS dan Iran menahan diri menyusul pembunuhan Soleimani.

Sebagaian besar pemimpin regional dan dunia prihatin terhadap pembunuhan Soleimani oleh AS karena bisa memicu eskalasi serius di wilayah tersebut dan mungkin menyebabkan perang.

Berikut beberapa diantaranya:

Iran:
Setelah serangan tersebut, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan AS.

Bahkan ia bersumpah akan membalas aksi AS tersebut, setelah Soleimani tewas. "Dia mati syahid setelah upayanya yang tidak kenal lelah selama bertahun-tahun," ucap Khamenei dilansir AFP Jumat (3/1/2020).

"Balas dendam yang sangat menyakitkan menunggu para kriminal yang telah menumpahkan darah para martir itu di tangan mereka," tegasnya.

Baca: Klaim Donald Trump, Drone Militer-nya Menembak Mati Jenderal Iran demi Hentikan Perang

Irak:
Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi mengecam serangan AS tersebut. Ia menyebutnya sebagai "agresi" yang akan "memicu perang yang menghancurkan".

Selain Soleimani, pemimpin paramiliter Irak Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis juga turut tewas dalam serangan AS tersebut.

Baca: Ribuan Orang Berkabung Atas Tewasnya Mayor Jenderal Iran oleh Serangan AS

"Pembunuhan seorang komandan militer Irak adalah agresi di Irak sebagai negara, pemerintah dan rakyat," kata Abdul Mahdi dalam sebuah pernyataan.

Dia menambahkan bahwa serangan itu juga merupakan "pelanggaran mencolok terhadap kondisi otorisasi kehadiran pasukan AS di wilayah Irak."

Baca: Makin Panas, Tentara AS Serang Milisi Irak Dukungan Iran di Utara Baghdad

Turki:
Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan pembunuhan Soleimani akan meningkatkan ketidakamanan dan ketidakstabilan di wilayah tersebut.

Dalam pernyataan tertulis, Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan, sangat prihatin dengan meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran.

Selain juga ketegangan itu akan mengubah Irak menjadi arena untuk konflik yang bakal membahayakan perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.

Rusia:
Moskow memperingatkan bahwa pembunuhan Soleimani akan meningkatkan ketegangan di Timur Tengah.

"Pembunuhan Soleimani adalah sebuah langkah yang akan meningkatkan ketegangan di seluruh wilayah," ujar Kementerian Luar Negeri Rusia dikutip dari kantor Berita RIA Novosti dan TASS.

"Soleimani melayani dan melindungi kepentingan nasional Iran dalam pengabdian. Kami mengucapkan belasungkawa yang tulus kepada rakyat Iran. "

PBB:
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sangat prihatin dengan meningkatnya ketegangan baru-baru ini di Timur Tengah.

"Sekretaris-Jenderal secara konsisten menganjurkan untuk de-eskalasi di Teluk," kata juru bicara PBB Farhan Haq, dalam sebuah pernyataan.

"Ini adalah saat di mana para pemimpin harus latihan pengendalian maksimum. Tidak boleh ada perang lagi di Teluk."

China:
China mengimbau semua pihak untuk menahan diri, "terutama Amerika Serikat."

"Kami mendesak pihak yang terkait, terutama Amerika Serikat, untuk tetap tenang dan menahan diri untuk menghindari ketegangan meningkat lebih lanjut," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang.

Israel:
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan AS memiliki hak untuk membela diri dengan membunuh Soleimani.

"Sama seperti Israel memiliki hak membela diri, Amerika Serikat memiliki hak yang sama persis," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya pada hari Jumat (3/1/2020) kemarin.

"Qassim Soleimani bertanggung jawab atas kematian warga negara Amerika dan banyak orang yang tidak bersalah lainnya. Dia merencanakan lebih banyak serangan seperti itu."

Hizbullah:
Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah menyerukan balas dendam karena kematian Soleimani.

"Menentukan hukuman yang tepat untuk pembunuh kriminal ini akan menjadi tanggung jawab dan tugas semua pejuang perlawanan di seluruh dunia," kata Hassan Nasrallah dalam sebuah pernyataan.

Hamas:

Hamas, Kelompok Palestina yang mengelola jalur Gaza mengeluarkan pernyataan yang mengatakan, "Soleimani adalah salah satu pejabat Angkatan Darat Iran terkemuka yang memiliki peran penting dalam mendukung perlawanan Palestina."

"Kami mengutuk kejahatan Amerika yang terus menabur ketegangan di wilayah tersebut."

Jerman:
Juru bicara Kanselir Angela Merkel Ulrike Demmer mendesak pihak terkait untuk menahan dan de-eskalasi.

"Sekarang penting melalui kehati-hatian dan menahan diri untuk berkontribusi de-eskalasi, " kata Demmer.

Menteri luar negeri Heiko Maas mengatakan tujuan sekarang adalah untuk mencegah eskalasi lebih lanjut di Timur Tengah.

"Kami memanfaatkan saluran diplomatik kami ke Iran dan negara lain di wilayah itu," katanya.
"Sejak pagi ini kita telah berada dalam kontak dekat dengan mitra Inggris dan Perancis dan dengan negara Eropa lainnya tentang bagaimana kita dapat bekerja terbaik untuk menenangkan situasi. "

Inggris:
Sekretaris Negara Inggris untuk urusan luar negeri Dominic Raab mendesak semua pihak untuk menahan diri dan melakukan de-eskalasi.

"Kami selalu mengakui ancaman agresif yang ditimbulkan oleh Pasukan Quds Iran yang dipimpin oleh Qassim Soleimani. Setelah kematiannya, kami mendesak semua pihak untuk de-eskalasi. Konflik lebih lanjut tidak dalam kepentingan kita," Raab mengatakan dalam sebuah pernyataan.(Alkazeera)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini