TRIBUNNEWS.COM - Sosok predator seks Reynhard Sinaga mencuat kasusnya di Indonesia dan Inggris.
Sejumlah pihak terkait pun akhirnya memberikan tanggapannya.
Pihak kepolisian Indonesia tak tinggal diam, mereka dikabarkan mengirimkan bantuan hukum kepada Reynhard.
Tidak hanya polisi, Perhimpunan Pelajar Indonesia ( PPI) di Inggris pun ikut memberikan tanggapan.
Mereka mengatan akan menjadikan kasus Reynhard sebagai peringatan bersama.
Berikut Tribunnews.com rangkum tanggapan dari pihak kepolisian RI dan PPI di Inggris dari berbagai sumber:
Tanggapan Polri
Karopenmas Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Argo Yuwono menyatakan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London diketahui telah memberikan bantuan hukum kepada Reynhard.
Selain itu, KBRI juga memfasilitasi Reynhard untuk bertemu keluarga.
"Dari KBRI London sudah, berkaitan dengan pemberian pendamping hukum berkaitan dengan tersangka."
"Juga ada memfasilitasi bertemunya tersangka ini dengan keluarga korban dan juga memberikan fasilitasi pengurusan visa dan sebagainya," kata Argo di Gedung PTIK, Jakarta, Selasa (7/1/2020).
Menurutnya, bantuan hukum ialah kewajiban negara bagi seluruh warga negara Indonesia yang mengalami kasus hukum.
Nantinya, KBRI juga memantau proses hukum Reynhard Sinaga.
"Tentunya dengan adanya vonis yang sudah dilakukan nanti dari pihak KBRI juga nanti tetap akan memantau dari pada kondisi tersebut," tutur dia.
"Jadi apapun ceritanya dia adalah warga negara kita yang tetap perlu pendampingan di dalam pelaksanaan menjalani hukumannya," sambung dia.
Ketika ditanya apakah Reynhard memiliki catatan hukum di Indonesia, Argo menyatakan Polri akan segera memeriksa hal tersebut.
"Sedang kita cek ya, sedang kita komunikasikan dengan KBRI catatan yang bersangkutan seperti apa, nanti akan kita komunikasikan ya," pungkasnya.
Tanggapan PPI
Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia ( PPI) di Inggris, Stela Nau mengatakan, kasus Reynhard Sinaga menjadi pelajaran bersama.
Khususnya bagi pelajar Indonesia yang menempuh pendidikan di luar negeri.
"Kita menjadikan kejadian ini menjadi peringatan bersama,"
"Jika dalam melaksanakan kegiatan ke depan, beraktivitas ke depan untuk lebih berhati-hati," ujar Stela saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/1/2020).
Stela mengatakan, dari peristiwa Reynhard juga akan membuat para pelajar Indonesia di Inggris akan saling mengingatkan dan merangkul satu sama lain ke depan.
"Ke depan kita hanya saling mengingatkan satu sama lain, saling merangkul," kata dia.
Stela Nau mengatakan bahwa para pelajar asal Indonesia tidak terdampak atas kasus Reynhard Sinaga yang membuat heboh seantero Inggris.
"Dampak langsung tidak ada sebenarnya, karena teman-teman kita, mahasiswa di sini tetap kuliah seperti biasa, tetap beraktivitas seperti biasa," ujar Stela
Sementara itu, kasus tersebut juga menjadi perhatian tersendiri bagi pelajar Indonesia yang menempuh pendidikan di Inggris.
Mengingat, keberadaan mereka secara tidak langsung representasi Indonesia.
Kendati demikian, Stela Nau menegaskan bahwa pelajar Indonesia tak mendapat dampak sosial dari kasus Reynhard Sinaga.
"Kalau dampak bahwa ini menganggu perkuliahan dan menjadi problem tersendiri bagi interaksi kita dengan masyarakat yang ada di sini maupun dengan kampus, tidak ada,"
"Semuanya berjalan dengan normal, dengan lancar," ucap Stela, yang masih dilansir melalui Kompas.com.
Sebelumnya diberitakan, Reynhard Sinaga tengah menjadi perbincangan hangat di publik Indonesia dan Inggris.
Ia adalah tokoh dibalik kasus pemerkosaan terbesar dalam sejarah di negara Inggris.
Reynhad adalah WNI yang sedang menempuh pendidikan di Manchester, Inggris.
Pada Senin (6/1/2020), ia dijatuhi hukuman seumur hidup setelah terbukti bersalah atas 159 kasus pemerkosaan yang dilakukannya dalam rentan waktu 2015-2017.
Tidak hanya itu, ia juga dilaporkan bersalah atas tindak kekerasan seksual terhadap 48 korban pria.
Masing-masing dari 48 korbannya tidak menyadari fakta mereka telah diperkosa atau mengalami pelecehan seksual.
Hal itu baru diketahui setelah polisi mengetuk rumah mereka bertahun-tahun kemudian.
Polisi setempat menyakini jumlah korban dari Reynhard mendekati 195 orang.
Untuk itu Reynhard dianggap pemerkosa paling produktif dalam sejarah peradilan di Inggris.
(Tribunnews.com/Maliana/Igman Ibrahim, Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya)