Salah seorang korban ada yang hadir dalam sidang vonis itu.
"Kalau bukan karena ibu saya, saya sudah bunuh diri," kata seorang korban seperti dikutip Simkin. Ada sejumlah korban yang merasa ingin bunuh diri akibat trauma yang diakibatkan aksi Reynhard.
"Dia predator setan. Saya ceritakan kasus saya kepada ibu saya dan dia langsung muntah. Adik perempuan saya histeris saat saya menangis. Saya tidak pernah menangis karena saya anak yang paling kuat di keluarga," cerita yang lain.
Simkin juga menyebut ada mahasiswa yang terpaksa drop-out karena depresi, ada yang keluar dari pekerjaan dan ada yang terpaksa berpisah dari pasangannya.
Ada pula yang masih belum berani mengungkapkan apa yang terjadi kepada keluarga ataupun teman.
Publisitas perkosaan terbesar dalam sejarah Inggris sangat sulit untuk mereka terima.
Media Inggris sepakat untuk tidak melaporkan kasus ini setelah liburan Natal 2019 sehingga petugas konseling siap membantu para korban yang trauma sebelum berita diterbitkan.
Saluran khusus baik telpon ataupun online dibuka untuk mereka yang merasa pernah menjadi korban.
Sejauh ini unit khusus ini telah menerima laporan termasuk sejumlah orang yang diduga adalah korban perkosaan Reynhard Sinaga.
Hukuman yang dijatuhkan terhadap Reynhard berkaitan dengan kejahatan yang dia lakukan pada periode Januari 2015 sampai Juni 2017, namun polisi yakin tindak serangan seksual ini sudah lama dia lakukan.
Polisi mengatakan mereka memiliki bukti pria Indonesia berusia 36 tahun ini menyasar setidaknya 190 korban, termasuk 48 yang kasusnya telah diadili.
Namun sekitar 70 korban lainnya masih belum diidentifikasi dan mereka menyerukan siapapun yang merasa curiga pernah didekati Reynhard untuk melapor.
Kantor kejaksaan mengatakan Reynhard adalah "pemerkosa berantai terbesar dalam sejarak hukum Inggris.
Hakim Suzanne Goddard mengatakan ia adalah pemerkosa berantai "predator seksual setan" yang mencari sasaran para pria muda yang tengah berkumpul dengan teman-teman mereka.