TRIBUNNEWS.COM - Baru-baru ini sebuah kasus pemerkosaan yang mengerikan mencuat ke publik.
Kasus yang berada di Manchester, Inggris itu melibatkan satu di antara warga Indonesia.
Ia bernama Reynhard Sinaga, seorang warga asli Indonesia yang menetap di Inggris untuk mengejar gelar doktornya.
Reynhard terbukti melakukan 159 kasus pemerkosaan pria yang melibatkan hampir 200 orang korban.
Baca: Reynhard Sinaga di Mata Psikolog, Ini 3 Indikasi Kuat yang Dialami, Termasuk Homoseksual
Baca: Foto-foto Apartemen Mewah Reynhard Sinaga di Inggris, Ada Noda Darah di Pintu yang Jadi Sorotan!
Akibat perbuatannya, ia dihukum penjara seumur hidup oleh pengadilan setempat.
Reynhard pun digadang-gadang sebagai sosok pemerkosa berantai terbesar dalam sejarah Inggris.
Mencuatnya kasus Reynhard, ada sebuah sterotype di Indonesia yang menghakimi hal lain.
Hal itu adalah perihal orientasi seksualnya, Reynhard memang seorang homoseksual.
Sedangkan di Indonesia yang budaya ketimurannya masih kental, isu homoseksual menjadi isu sensitif yang kerap menjadi perdebatan, bahkan sebelum kasus Reynhard mencuat ke publik.
Dalam kasus ini, masyarakat di Indonesia baik di kehidupan nyata dan sosial media banyak mencibir mengenai orientasi seksual Reynhard.
Adanya kasus Reynhard, jelas bisa menambah sterotype atau stigma negatif mengenai sosok gay di Indonesia.
Hal itu dibenarkan oleh seorang aktivis anti kekerasan seksual, Anindya Restuviani.
"Jelas sekali menambah stigma anti-gay di Indonesia, di sosial media juga sudah banyak yang membicarakannya," ujarnya kepada Tribunnews.com, Selasa (7/1/2020).
Berbicara mengenai kasus kekerasan seksual, maka yang menjadi sasaran adalah korbannya.
Baca: Divonis Hukuman Seumur Hidup, Ibu Reynhard Sinaga Sempat Tuliskan Kesaksian Demi Keperluan Pembelaan
Baca: Alasan Inggris Tutup Rapat Kasus Reynhard Sinaga Meski Ditangkap Sejak 2017, Pertimbangkan Korban