"Dia itu orang yang pintar sehingga perilakunya lama terungkap"
"Orang yang pintar akan mampu, secara cerdas memanage perilaku, sehingga tidak mudah ketahuan. Dia menganalisis situasi secara baik," kata Hudaniah, Rabu (8/1/2020).
Hudaniah melihat ada kemungkinan Reynhard mengidap gangguan orientasi seksual.
Penyimpangan ini terlihat dari indikasi-indikasi yang diungkap di dalam persidangan maupun dari kehidupan sehari-hari Reynhard.
Indikasi pertama, dari jumlah keseluruhan korban, 48 yang telah teridentifikasi berjenis laki-laki.
"Korban sama-sama homoseksual, ternyata dia di group homoseksual, bukan orang asing di komunitas homoseksual di Inggris," kata Hudaniah.
Indikasi kedua, Reynhard mengidap gangguan orientasi seksual menurut dosen UMM ini dapat dilihat dari judul tesis S3-nya.
Diketahui Reynhard menyusun tesisnya berjudul: "Sexuality and everyday transnationalism among South Asian gay and bisexual men in Manchester (Seksualitas dan transnasionalisme sehari-hari di antara pria gay dan biseksual Asia Selatan di Manchester)"
Tesis yang diajukan pada Agustus 2016 silam ini ditolak dan Reynhard diberi waktu untuk melakukan koreksi.
Indikasi ketiga, dapat dilihat dari saat Reynhard melakukan aksi bejatnya saat memperkosa para korbanya.
Reynhard awalnya memberikan GHB alias gamma hydrozybutyrate untuk membuat tertidur.
Setelah tidak sadarkan diri, Reynhard melakukan aksinya. Tidak berhenti disitu, ia juga merekam dengan Reynhard adegan pemerkosaannya.
Ketiga indikasi ini yang membuat Hudaniah yakin Reynhard memiliki disorientasi seksual.
"Terangkai semua bahwa dia tertarik dengan kehidupan-kehidupan itu (homoseksual, red)," tegas Hudaniah.