Ia menegaskan, saat ini ia membalikkankeadaan.
"Sekarang saya balik, 'Lho anda yang ngajak perang. Kkamu bawa senjata, saya engga'. Itu yang membuat mereka malu, mundur keluar waktu di tanggal 24 Desember 2019," katanya.
"Polisi Perairan Tiongkok, Polisi Perairan Tiongkok, 5302. Ini Polisi Perairan Indonesia memanggil. Ganti," ucap wanita yang mengenakan busana warna hitam melalui radio pemanggil.
"Ini Polisi Perairan Tiongkok. Ganti," jawaban terdengar dari radio pemanggil tersebut.
"Pak, menurut infromasi anda sedang berada di perairan Indonesia," kata wanita itu.
"Tidak, saya protes. Saya merasa amann" jawab pihak Tiongkok.
"Ya Pak, anda sedang berada di perairan Indonesia, tolong keluar dan kembali ke wilayah perairan Tiongkok," ucap wanita itu.
"Kami masih berada di Laut China Selatan. Tiongkok memiliki kedaulatan penuh untuk berada di sini," jawab radio tersebut
Setelah melihat tayangan tersebut, Najwa Shibab menjadi penasaran.
Ia pun bertanya apakah komunikasi yang dilakukan dengan Tiongkok memang selalu seperti itu?
"Betul seperti itu," jawab Kepala Bakamla yang Tribunnews kutip melalui tayangan YouTube Trans TV, Rabu (8/1/2020).
Kepala Bakamla menerangkan, komunikasi yang terjadi dengan pihak Tiongkok di perairan Natuna sebatas sahut-sahutan.
"Kami sudah giring ke utara, tapi tetap dia engga mau," kata Laksamana Madya Achmad Taufiqoerrochman .